Selasa, 12 November 2024

Cone of Experience Festival Bahasa, Budaya dan Wirausaha 2024

 


Cone of Experience Festival Bahasa,

 Budaya dan Wirausaha 2024

Penulis : Irfan Soleh


Konsep Learning Pyramid atau Cone of Experience dari Edgar Dale adalah sebuah model yang memperlihatkan tahapan pengalaman dalam proses pembelajaran, dari yang paling abstrak hingga yang paling konkret. Edgar Dale, seorang pendidik Amerika, memperkenalkan konsep ini pada tahun 1946 dalam bukunya Audio-Visual Methods in Teaching. Model ini bertujuan untuk membantu pendidik memahami bagaimana jenis pengalaman yang berbeda mempengaruhi pemahaman dan daya ingat pelajar. Konsep ini menjadi landasan teoritis mengapa kami membuat acara Festival Bahasa, Budaya, dan Wirausaha bagi siswa siswi SMPIT IRFANI QBS, bagaimana kaitan teori dan praktiknya? mari kita bahasa meski sekilas


Cone of Experience disusun dalam bentuk kerucut atau piramida, yang menggambarkan berbagai tahapan pembelajaran. Di bagian atas kerucut, terdapat pengalaman belajar yang lebih abstrak (kurang langsung), sementara di bagian bawah kerucut terdapat pengalaman belajar yang lebih konkret (langsung dan praktis). Di bagian paling atas, terdapat "simbol verbal," yang mengacu pada kata-kata tertulis atau lisan. kemudian Simbol Visual berada satu tingkat di bawah simbol verbal, ini mencakup gambar, diagram, grafik, dan media visual lainnya yang membantu pelajar memvisualisasikan konsep. Tahapan selanjutnya adalah rekaman dan audio dilanjut gambar bergerak (video), demonstrasi, kunjungan lapangan (field trip), dramatisasi, studi kasus, dan pembelajaran langsung atau praktik.


Menurut Dale, semakin konkret suatu pengalaman pembelajaran, semakin besar kemungkinan pelajar untuk memahami dan mengingat informasi tersebut. Ini tidak berarti bahwa semua pembelajaran harus berbasis praktik langsung; beberapa konsep abstrak mungkin lebih efektif diajarkan melalui simbol atau teks. Namun, dalam banyak kasus, metode pembelajaran yang lebih interaktif dan konkret menghasilkan pemahaman yang lebih baik. Cone of Experience dari Edgar Dale menekankan pentingnya variasi dalam metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran yang berbeda-beda. Dale tidak menggunakan persentase retensi spesifik, tetapi kerucut tersebut secara konseptual mengilustrasikan bagaimana keterlibatan langsung cenderung meningkatkan pemahaman dan daya ingat pelajar.


Festival Bahasa, Budaya dan Wirausaha Tahun 2024 dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan bentuk pembelajaran yang paling kongkret dimana siswa siswi SMPIT-SMAIT IQBS bisa benar-benar memahami, melakukan dan mengalami langsung beragam tarian nusantara dalam festival budaya, membuat business plan yang harus dipresentasikan dan di implementasikan lewat bazar kuliner nusantara dalam festival wirausaha juga beragam kegiatan dalam festival bahasa. Pada Festival Budaya, siswa siswi SMPIT SMAIT dibagi kedalam sembilan kelompok, masing-masing kelompok penampilkan salah satu dari tarian yaitu Tari Bungong Jeumpa, Tari Saman, Tari Sajojo, Tari Piring, Tari Manuk Dadali, Tari Zapin, Tari Maumere, Tari Gundul-Gundul Pacul dan Tari Kecak. Bazar kuliner juga festival bahasa menambah praktik pengalaman yang mudah-mudahan menjadi proses pembelajaran yang meningkatkan pemahaman dan daya ingat yang paling tinggi. Kesimpulannya Proses Pembelajaran di SMPIT SMAIT IRFANI Quranicpreneur Bilingual School Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis sudah berdasarkan landasan teori yang kuat sesuai Teori Learning Pyramid atau Cone of Experience.


SMPIT-SMAIT IRFANI QBS, Rabu 13 November 2024

Experiential Learning (Pembelajaran Pengalaman) di Pesantren Raudhatul Irfan


Experiential Learning (Pembelajaran Pengalaman) 

di Pesantren Raudhatul Irfan 

Penulis : Irfan Soleh


Beberapa hari ini penulis membaca sebuah buku yang berjudul Sekolah Biasa Saja karya Toto Rahardjo. Pada pembahasan Metodologi yang dipakai di sekolah Salam, beliau mengutip sebuah ungkapan "saya dengar, saya lupa; saya lihat, saya ingat; saya lakukan, saya faham; saya temukan, saya kuasai". ungkapan tersebut sering dikaitkan dengan filosofi pendidikan Tiongkok kuno dan dianggap berasal dari pemikiran Konfusius. Namun, bukti langsung yang menunjukkan Konfusius sebagai penulis atau pencetus frasa ini sulit ditemukan dalam literatur klasik. Istilah ini lebih merupakan interpretasi dari pendekatan belajar yang mendorong pengalaman langsung dalam memahami dan menguasai suatu keterampilan atau konsep. apa yang dimaksud dengan istilah atau ungkapan tersebut? adakah kaitannya dengan Experiential Learning Model karya David Kolb? bagaimana implementasinya di Pesantren khususnya di Raudhatul Irfan?


Secara umum, istilah "Saya dengar, saya lupa. Saya lihat, saya ingat. Saya lakukan, saya paham" menunjukkan tingkatan dalam pemahaman dan penguasaan ilmu: Saya dengar, saya lupa yaitu Menunjukkan bahwa pengetahuan yang hanya didengar sering kali tidak bertahan lama dalam ingatan. Saya lihat, saya ingat yaitu Pengalaman melihat membuat informasi lebih mudah diingat daripada sekadar mendengar. Saya lakukan, saya paham yaitu Ketika seseorang mempraktikkan suatu ilmu atau keterampilan, pemahaman yang lebih mendalam terjadi. Saya temukan, saya kuasai yaitu Melalui eksplorasi dan pengalaman langsung, seseorang dapat memahami konsep secara menyeluruh dan menjadi mahir.


Istilah ini mendukung pendekatan pembelajaran pengalaman (experiential learning), yaitu proses belajar yang lebih berpusat pada pengalaman langsung daripada hanya sekadar teori. Konsep ini juga sejalan dengan Experiential Learning Model dari David Kolb (1984), yang menyatakan bahwa belajar terjadi lebih efektif melalui siklus pengalaman, refleksi, konseptualisasi, dan eksperimen yang dibahas dalam buku nya yang berjudul buku Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development. Experiential Learning Model atau Model Pembelajaran Eksperiensial adalah pendekatan belajar yang menekankan pada pengalaman langsung sebagai dasar utama dalam proses pembelajaran. 


Model Pembelajaran Eksepriential menyatakan bahwa belajar terjadi melalui siklus pengalaman yang melibatkan langkah-langkah berikut: Pertama, Pengalaman Konkret (Concrete Experience) yaitu Siswa mengalami suatu aktivitas atau situasi secara langsung. Ini adalah tahap di mana mereka "melakukan" sesuatu dan mengalami hal baru. Kedua, Observasi Reflektif (Reflective Observation) yaitu Setelah pengalaman terjadi, siswa merenungkan pengalaman tersebut, melihat detailnya, dan mengamati bagaimana proses itu berjalan. Ketiga, Konseptualisasi Abstrak (Abstract Conceptualization): Dari hasil refleksi, siswa mulai membentuk konsep, ide, atau teori berdasarkan pemahaman yang diperoleh dari pengalaman. Kemudian terakhir yang keempat Eksperimen Aktif (Active Experimentation) yaitu Tahap ini melibatkan penerapan konsep atau ide yang sudah dibentuk dalam situasi baru, untuk menguji dan melihat bagaimana konsep tersebut bekerja dalam berbagai konteks.


Model ini menekankan pada pentingnya pengalaman langsung dan refleksi untuk menghasilkan pemahaman yang lebih dalam, bukan hanya teori atau pembelajaran pasif. pertanyaan nya adalah apakah pembelajaran di pesantren kita atau di sekolah yang berada dibawah naungan pesantren kita sudah menerapkan metode tersebut? atau masih hanya menggunakan metode bandungan dimana para santri hanya mendengarkan saja apa yang disampaikan guru? teori ini mengharuskan civitas pesantren untuk tidak hanya menggunakan metode bandungan tetapi harus dibarengi dengan sorogan dan praktik langsung dilapangan untuk menghasilkan proses belajar 'mengalami' atau membuat pengalaman


Kalau kita telaah dalam beberapa hal pesantren sudah mengimplementasikan Concrete Experience misalnya dalam bab fiqih para santri belajar bagaimana cara wudhu dan shalat yang benar sesuai dengan syarat rukunnya, dalam konteks tersebut para santri setiap hari praktik secara langsung wudhu dan sholat hanya saja belum berlanjut pada reflective observation misalnya merefleksikan apakah praktik wudhu dan sholat para santri sudah sesuai dengan teori yang dipelajari kemudian seharusnya melakukan abstract conceptualization misalnya dengan membuat ide agar kesalahan dalam wudhu dan sholat tidak dilakukan kembali dan terakhir active experimentation dengan melihat sejauh mana ide tersebut bekerja dalam berbagai konteks


Harus diakui metodologi pembelajaran di Pesantren masih banyak yang berkutat hanya pada metode bandungan saja. Kami di pesantren Raudhatul Irfan berupaya mengurangi hal tersebut dengan menganjurkan para santri melihat secara langsung kelapangan misalnya ketika belajar tentang bab jual beli, para santri harus mencoba praktik jual beli secara langsung, mempelajari zakat, kita datang langsung ke badan amil zakat melihat bagaimana zakat dikelola, ketika mempelajari bab gadai kita datang langsung ke pegadaian namun jujur belum semua mata pelajaran dipesantren dan belum semua guru mengimplementasikan konsep pembelajaran pengalaman atau experiential learning ini padahal santri lakukan santri faham, santri temukan santri kuasai. Semoga ada perbaikan berkelanjutan, amin.


Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, 13 November 2024

Minggu, 13 Oktober 2024

Laut Mediterania, Hagia Sophia, dan Alexandria





Laut Mediterania, Hagia Sophia, dan Alexandria

Penulis :Irfan Soleh


Laut Mediterania membentang antara Eropa, Asia, dan Afrika, menghubungkan banyak negara dan budaya. Laut ini telah menjadi jalur perdagangan penting sejak zaman kuno, memainkan peran kunci dalam penyebaran barang, ide, dan agama. Budaya-budaya seperti Yunani, Romawi, dan Arab telah berkembang di sekitarnya, memberikan pengaruh yang mendalam terhadap sejarah dunia. Laut Mediterania, sebagai salah satu laut paling bersejarah di dunia, telah menjadi saksi bagi peradaban yang berkembang selama ribuan tahun. Di sekitarnya, terdapat dua situs penting yang melambangkan warisan budaya dan sejarah yang kaya: Hagia Sophia dan Alexandria. Hagia Sophia dan Alexandria merupakan dua lokasi bersejarah yang kaya akan budaya dan ilmu pengetahuan. Artikel ini akan mengulas sejarah singkat yang terkait dengan Hugia Sophia dan alexandria juga kesan yang kami dapatkan ketika berkunjung kedua tempat tersebut


Hagia Sophia, yang terletak di Istanbul, Turki, adalah salah satu bangunan paling ikonik di dunia dan memiliki sejarah yang kaya serta beragam fungsi. Awalnya dibangun sebagai katedral Kristen pada tahun 537 M oleh Kaisar Justinian I, Hagia Sophia kemudian berubah fungsi menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman pada tahun 1453. Sejak saat itu, Hagia Sophia tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga tempat berkumpulnya para ulama dan cendekiawan. Sebagai pusat keagamaan penting, Hagia Sophia sering menjadi tempat bagi Syekh Al-Islam, posisi tertinggi dalam hierarki keagamaan di Kekaisaran Ottoman. Syekh Al-Islam memiliki peran dalam menetapkan hukum Islam dan menjadi penasihat spiritual bagi sultan. Banyak keputusan penting diambil di sini, menjadikannya pusat pengambilan keputusan keagamaan. kami berkunjung ke Hugia Sophia tahun 2023 dan banyak sekali ilmu dan pengalaman yang kami dapatkan disana dan tidak disangka ternyata laut tengah menghubungkan hugia sophia dengan alexandria


Alexandria, kota yang didirikan oleh Alexander Agung pada tahun 331 SM, tidak hanya dikenal sebagai pelabuhan penting di Mesir, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan dan pengetahuan yang luar biasa. Di antara prestasi paling terkenal dari kota ini adalah Perpustakaan Alexandria. Perpustakaan Alexandria, yang dibangun pada awal abad ke-3 SM, adalah salah satu perpustakaan terbesar dan paling berpengaruh di dunia kuno. Dikenal sebagai "Bibliotheca Alexandrina," perpustakaan ini berfungsi sebagai pusat penelitian dan belajar, menarik ilmuwan, filsuf, dan penulis dari berbagai belahan dunia. Diperkirakan bahwa perpustakaan ini memiliki ratusan ribu gulungan karya literatur, ilmu pengetahuan, dan filsafat.


Alexandria tidak hanya menjadi kota yang kaya akan sejarah dan budaya tetapi juga menjadi rumah bagi berbagai tokoh penting dalam tradisi Islam. Di antara mereka, Abul Abbas Al-Mursi dan Imam Al-Bushiri adalah dua sosok yang dihormati, alhamdulillah penulis berkesempatan berziarah ke makam dua ulama tersebut yang kebetulan berdekatan dan makam mereka di alexandria menjadi tempat ziarah bagi banyak pengunjung yang mencari berkah dan inspirasi. Makam Abul Abbas Al-Mursi dan Imam Al-Bushiri di Alexandria adalah situs bersejarah yang penuh makna bagi umat Islam. Keduanya mewakili tradisi kebijaksanaan, cinta, dan pengabdian yang menjadi inti ajaran Sufi. Melalui ziarah ke makam mereka, pengunjung tidak hanya mengenang warisan mereka, tetapi juga mendapatkan inspirasi untuk memperdalam iman dan spiritualitas


Kami juga berkunjung ke Makam Nabi Daniel dan Luqmanul Hakim di Alexandria. keduanya adalah simbol dari warisan spiritual yang kaya dan keduanya mengajarkan pentingnya kebijaksanaan dan nilai-nilai moral yang relevan sepanjang waktu. Melalui ziarah ke makam ini, pengunjung tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga menghayati pesan-pesan kebijaksanaan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Alexandria, dengan kedua makam ini, terus menjadi tempat penting untuk merenungkan nilai-nilai spiritual dan etika yang diajarkan oleh para nabi dan ulama. Selain mengunjungi beberapa situs bersejarah, kami juga merasakan suasana pantai yang indah dan mencicipi kuliner ikan khas pantai alexandria. Santapan sejarah yang kaya ditambah dengan protein ikan alexandria membuat kami kenyang dhohiron wa bathinan.


Salah satu cuplikan dalam film Laut Tengah menyebutkan bahwa laut tengah adalah perairan yang menghubungkan tempat-tempat bersejarah dalam peradaban Islam. Ada Turki dengan Masjid Hagia Sophia nya. Ada Mesir dengan kota cantik bernama Alexandria. Ada Bumi Syam yang memiliki Suriah dan Palestina dengan Masjidil Aqsha di dalamnya. Sementara Selat Gibraltar adalah pintu masuk ke perairan laut tengah yang mengantarkan perahu menuju kota-kota penuh berkah. Penulis baru mengunjungi Hugia Sophia dan Alexandria, semoga kedepan bisa berkunjung ke Bumi Syam dan juga Palestina bersama Irfani Global Travel dan para santri juga alumni Raudhatul Irfan yang melanjutkan belajar di berbagai negara, Aminnn


Sambil Menunggu Umy di Rumah Sakit Permata Bunda, Minggu 13 oktober 2023