Kenapa Kita Harus Hijrah ke Pertanian Organik?
Penulis : Irfan Soleh
Pada Pelatihan Pengelolaan Ekosistem Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan dan Pengembangan Tanaman Obat Keluarga hari pertama, Prof Alik membuat simulasi bagaimana bahayanya racun pestisida dan pupuk kimia. Peserta pelatihan ada yang berperan sebagai petani, tanah, bahan organik, bakteri, plankton, chiro, tumbuhan, pengurai dan musuh alami kemudian simulasi berubah dari bahan organik menjadi pupuk kimia dan pestisida yang menyebabkan bakteri, plankton, chiro, musuh alami menjadi mati dan pengurai berubah menjadi hama, semuanya kena racun pupuk kimia dan pestisida. seberapa berbahaya nya pupuk kimia dan pestisida? lantas bagaimana solusinya?
Pestisida telah menjadi bagian integral dalam pertanian modern untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Namun, penggunaan pestisida yang tidak bijak atau berlebihan dapat membawa dampak buruk yang signifikan terhadap kesehatan manusia, lingkungan, dan keseimbangan ekosistem. Pertama, Dampak terhadap Kesehatan Manusia. Penggunaan pestisida dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius, baik dalam jangka pendek maupun panjang seperti Keracunan Akut: Paparan langsung melalui kulit, inhalasi, atau konsumsi makanan terkontaminasi dapat menyebabkan gejala seperti mual, pusing, muntah, hingga gagal pernapasan. Efek Jangka Panjangnya, Beberapa jenis pestisida bersifat karsinogenik, meningkatkan risiko kanker, gangguan hormonal, gangguan reproduksi, dan kerusakan sistem saraf. kemudian Anak-anak lebih rentan terhadap pestisida karena tubuh mereka masih berkembang, sementara paparan pada ibu hamil dapat memengaruhi perkembangan janin.
Kedua, Dampak terhadap Lingkungan. Pencemaran Tanah dan Air: Pestisida dapat mencemari tanah, mengurangi kesuburannya, dan meresap ke dalam air tanah atau mengalir ke sungai, mencemari sumber air bersih. Ketiga, Kerusakan Ekosistem. Pestisida dapat membunuh organisme non-target seperti lebah, serangga penyerbuk, burung, dan ikan. Kehilangan keanekaragaman hayati ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Efek bioakumulasi (penumpukan bahan kimia dalam jaringan organisme) dapat mengancam predator tingkat atas dalam rantai makanan, termasuk manusia. Keempat, Resistensi Hama. Penggunaan pestisida yang berulang dan tidak terkendali dapat menyebabkan hama menjadi resisten. Akibatnya, dosis pestisida harus ditingkatkan, yang berujung pada siklus penggunaan pestisida yang lebih banyak dan lebih berbahaya.
Solusi yang ditawarkan untuk masalah diatas adalah Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan atau disingkat PSRLB, penjelasannya sebagaimana simulasi pada pembukaan tulisan ini, ketika memakai bahan organik maka bakteri, penghancur bakteri, flankton baik flankton tumbuhan atau hewan, chiromide, musuh alami (seperti laba-laba) itu semuanya akan tetap hidup begitupun dengan pengurai seperti serangga dan cacing. semuanya akan membentuk ekosistem yang mengalirkan aliran energi menjadi daur aliran energi dan juga nutrisi. Pertanian organik adalah solusi yang mendukung keberlanjutan lingkungan, kesehatan manusia, dan kesejahteraan petani.
Pertanian Organik itu Melestarikan Lingkungan. Pertanian organik tidak menggunakan bahan kimia sintetis, sehingga mencegah pencemaran tanah dan air, serta menjaga keanekaragaman hayati. Pertanian Organik juga Meningkatkan Kesehatan. Produk organik bebas residu pestisida dan pupuk kimia, lebih aman untuk dikonsumsi, dan mendukung gaya hidup sehat. Pertanian Organik juga Memperbaiki Kesuburan Tanah. Penggunaan pupuk organik dan kompos meningkatkan kualitas tanah secara alami. Pertanian Organik itu Meningkatkan Nilai Ekonomi. Produk organik memiliki nilai jual lebih tinggi dan mendukung petani dalam menciptakan pasar yang berkelanjutan. Dengan beralih ke pertanian organik, kita tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga membangun masa depan yang sehat dan berkelanjutan.
Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, 12 Desember 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar