Senin, 02 Desember 2024

Catatan Pemberdayaan Ekonomi Pesantren

 

Catatan Pemberdayaan Ekonomi Pesantren

Penulis : Irfan Soleh


Hari ini, Senin 2 Desember 2024, penulis diundang mengikuti rapat calon pengurus HAMIDA Pusat. Awalnya saya datang itu untuk mengundurkan diri namun apalah daya ketika tetap diharuskan ikut masuk kepengurusan meskipun nantinya lebih kepada sumbangsih ide dan gagasan. rapat dimulai dari jam 8 pagi ditemani rintik hujan dan selesai dzuhur. Ba'da dzuhur pulang dulu ke Raudhatul Irfan untuk mengajar kemudian sebelum asar lanjut lagi rapat sampai isya. kami diberi amanah menjadi CALON (masih calon ya) pengurus Bidang atau Departemen Pemberdayaan Ekonomi. Apa saja yang kami bicarakan hingga sampai larut malam? apa saja rencana program kerja Departemen Pemberdayaan Ekonomi?


Tiga poin yang dibahas pada rapat pagi hari untuk departemen pemberdayaan ekonomi yaitu Pertama, Meningkatkan kemampuan ekonomi anggota Hamida. Kedua, memberikan motivasi kewirausahaan dan ketiga Membangun kemitraan dengan pihak lain dalam peningkatan perekonomian Hamida. Tiga poin ini kemudian saya hubungkan dengan konsep Science-Based entrepreneurship dimana untuk menjadi entrepreneur maka yang harus dibenahi pertama kalinya adalah mindset, kemudian dilanjut dengan beragam keilmuan tentang ekonomi, bisnis dan entrepreneurship dan yang paling penting setelah itu adalah action, tanpa aksi nyata maka hanya akan menjadi wacana dan wacana


Berbicara mengenai ekonomi pesantren tentu tidak akan lepas dari tiga sektor yaitu sektor riil, sektor keuangan dan sektor ziswaf. sektor riil bisa beragam dari mulai perdagangan, pertanian, perikanan, peternakan dan lain sebagainya. kemudian pada sektor keuangan bisa membentuk koperasi sekunder yang membawahi koperasi primer anggota hamida dan untuk sektor ziswaf sudah ada departemen khusus yang akan membuat lembaga Ziswaf hamida. kami menyarankan agar ada Badan Usaha Milik Hamida yang berbadan hukum baik itu CV, PT ataupun koperasi yang diurus oleh tim yang profesional yang khusus hanya mengurus usaha tersebut saja. Meskipun hal ini pernah dilakukan dan gagal namun tetap perlu dicoba lagi tentu dengan belajar dari kegagalan kemarin jangan sampai faktor-faktor yang membuat gagal kembali terulang, karena konsistensi dalam bisnis itu diperlukan


Kemudian Pada rapat lanjutan kami mulai membincangkan hal yang lebih detail yaitu bagaimana caranya agar bisa mendapatkan data akan arus barang yang diperjual belikan di pesantren anggota hamida. Kami membayangkan ada teknologi baik itu aplikasi atau platform yang dikembangkan dan diberikan kepada unit usaha anggota hamida yang nantinya bisa secara otomatis memperlihatkan barang apa saja yang diperjualbelikan di anggota hamida. data tersebut menjadi data demand atau permintaan barang. data tersebut kemudian di analisis dan dipilih sehingga nantinya Hamida Pusat bisa memberi alternatif barang dengan harga yang jauh lebih murah karena skala ekonominya menjadi besar


Tidak hanya membicarakan teknologi/aplikasi/platform untuk sektor perdagangan, kami juga membicarakan masalah pertanian yaitu Sistem Intensifikasi Padi atau lebih dikenal dengan metode SRI (System of Rice Intensification), salah satu pendekatan inovatif dalam pertanian yang berfokus pada budidaya padi secara organik. Metode ini berbeda dari cara konvensional karena mengedepankan beberapa hal yaitu Pertama, Efisiensi sumber daya: Seperti air, benih, dan pupuk. Kedua, Prinsip ramah lingkungan: Tidak menggunakan bahan kimia sintetis. Ketiga, Peningkatan produktivitas: Dengan memperhatikan kesehatan tanah dan tanaman. Rencana program ini memerlukan lahan yang siap digarap dan juga tim teknis lapangan adapun mentor dan pendampingnya sudah siap


Beragam pelatihan tentu harus dihadirkan sesuai dengan kebutuhan anggota namun yang paling penting adalah mendata potensi yang dimiliki oleh pesantren anggota hamida kemudian mengorkestrasikan agar skala ekonominya menjadi besar, itu PR terberatnya. Sehingga kami juga berfikir untuk bekerja sama dengan berbagai pihak luar untuk melakukan capacity building dan pendampingan agar beberapa program diatas bisa terlaksana. Rencana program diatas hanya contoh dan usulan saja karena untuk membuat program tentu harus dilihat ragam masalah yang dihadapi dan harapannya program yang dihadirkan bisa menjadi solusi untuk masalah tersebut. pada akhirnya tidak perlu teori ekonomi dan bisnis saja tetapi yang paling penting adalah aksi nyata, semoga...


Pesantren Raudhatul Irfan, 2 Desember 2024

Tidak ada komentar:

Posting Komentar