Ragam Metode dalam Pemberantasan Buta Huruf Al-Qur'an
Penulis : Irfan Soleh
Membaca Al-Qur'an adalah salah satu kewajiban penting bagi umat Islam. Namun, tidak sedikit umat Muslim yang masih menghadapi tantangan dalam membaca kitab suci ini. Kondisi ini mendorong munculnya berbagai metode pembelajaran untuk memberantas buta huruf Al-Qur'an. Metode-metode ini dirancang untuk mempermudah siapa saja, dari anak-anak hingga orang dewasa, agar dapat membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. Kita mengenal ada beberapa metode pembelajaran al Qur'an diantaranya Metode Iqro, Metode Qiroati, Metode Baghdadiyah, Metode Tilawati, Metode Ummi, dan Metode Ishlah LPQQ. Mari kita bahasa sekilas mengenai beragam metode diatas
Pertama, Metode Iqra' adalah salah satu metode pembelajaran Al-Qur'an yang paling banyak digunakan di Indonesia. Metode ini diperkenalkan oleh Ustadz As'ad Humam pada tahun 1980-an. Ciri khas metode ini adalah pendekatan bertahap yang langsung mengajarkan huruf hijaiyah dan cara membacanya tanpa harus melalui tahapan mengeja. Iqra' terdiri dari enam jilid, yang setiap jilidnya memiliki tingkat kesulitan yang bertahap. Keunggulan metode ini adalah: Sederhana dan mudah dipahami oleh berbagai usia dan Mendorong pembelajar untuk langsung membaca ayat Al-Qur'an setelah menguasai dasar-dasar huruf hijaiyah.
Kedua, Metode Qira'ati dikembangkan oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi. Berbeda dengan Iqra', metode ini lebih menekankan pada penguasaan tajwid sejak awal. Setiap siswa wajib mempraktikkan cara membaca yang benar sesuai dengan hukum tajwid. Proses pembelajaran biasanya diawasi secara ketat oleh seorang guru atau ustaz yang sudah terlatih. Kelebihan metode Qira'ati: Penekanan pada kualitas bacaan sejak awal pembelajaran dan Menanamkan kebiasaan membaca Al-Qur'an dengan tajwid yang benar.
Ketiga, Metode Baghdadiyah adalah salah satu metode tradisional dalam belajar membaca Al-Qur'an. Metode ini mengajarkan huruf hijaiyah secara sistematis, dimulai dari mengenal huruf tunggal, huruf bersambung, hingga membaca kalimat. Meskipun metode ini cenderung lebih lambat dibandingkan metode modern, Baghdadiyah tetap digunakan di beberapa daerah karena dianggap efektif bagi sebagian orang. Kelebihan metode ini: Memberikan pemahaman mendalam tentang struktur huruf dan kata dalam Al-Qur'an dan Cocok untuk mereka yang ingin belajar Al-Qur'an dengan cara tradisional.
Keempat, Metode Tilawati merupakan kombinasi dari metode klasik dan modern, yang dikembangkan oleh KH. Ulin Nuha. Metode ini menggunakan pendekatan estetika bacaan dengan menekankan keindahan suara dan irama (lagu) Al-Qur'an. Tilawati juga menekankan pada pembelajaran tajwid dan makhraj huruf. Keunggulan metode Tilawati: Membentuk kebiasaan membaca Al-Qur'an dengan nada dan irama yang indah dan Cocok untuk pembelajaran kelompok atau majelis taklim.
Kelima, Metode Ummi adalah metode pembelajaran Al-Qur'an yang menggunakan pendekatan "Mudah, Menyenangkan, dan Menggembirakan." Metode ini menekankan pada praktik langsung membaca Al-Qur'an dan penggunaan media pembelajaran yang menarik. Ummi sering digunakan di lembaga pendidikan Islam modern. Keunggulan metode ini: Materi disampaikan dengan cara interaktif dan menarik dan Dapat digunakan untuk anak-anak hingga orang dewasa.
Keenam, Metode Ishlah. Metode Ishlah dikarang oleh KH Mahbub Sholeh Zarkasyi. Ciri Khusus Metode Ishlah dirangkum dalam akronim BISMILLAH yaitu Berjamaah, Istikror, Simpel, Mudah, Isytidad, Lengkap, Latihan, Aktual dan Hasanah. Metode Ishlah ini dibawah naungan LPQQ Indonesia yang bertujuan melakukan gerakan nasional pengentasan buta aksara al Qur'an dan membangun kebersamaan juga upaya untuk meningkatkan kesejahteraan, kompetensi & memuliakan para Muallim Qur'an
Buta huruf Al-Qur'an bukan hanya masalah teknis membaca, tetapi juga berhubungan dengan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam. Oleh karena itu, pemberantasan buta huruf Al-Qur'an menjadi tanggung jawab bersama, baik individu, keluarga, maupun masyarakat. Melalui ragam metode yang telah dikembangkan, kini siapa saja dapat belajar membaca Al-Qur'an dengan lebih mudah. Dengan kemauan dan komitmen, buta huruf Al-Qur'an dapat diberantas, sehingga setiap Muslim dapat mengakses ajaran Al-Qur'an secara langsung.
Ragam metode pembelajaran Al-Qur'an seperti Iqra', Qira'ati, Baghdadiyah, Tilawati, Ummi, dan Ishlah telah membuktikan efektivitasnya dalam memberantas buta huruf Al-Qur'an. Dengan memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, diharapkan seluruh umat Muslim dapat membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur'an dengan baik. Ini adalah langkah penting menuju masyarakat yang melek Al-Qur'an dan menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup.
Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, 24 November 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar