Kamis, 23 November 2023

Mujahadah, Mukasyafah, dan Musyahadah


Mujahadah, Mukasyafah, dan Musyahadah

Penulis : Irfan Soleh


Pengajian Riyadhoh malam jumat masuk pada hikmah ke 14 dari kitab Al Hikam Ibn Athoillah Assakandari. Mushonnif matan berkata bahwa semesta itu seluruhnya gulita. ia hanya akan diterangi oleh wujud Allah. Siapa yang melihat semesta, namun tidak melihat-Nya disana atau tidak melihat-Nya ketika, sebelum, atau sesudah melihat semesta, berarti ia telah disilaukan oleh cahaya-cahaya lain dan terhalang dari surya ma'rifat karena tertutup tebalnya awan dunia. bagaimana pandangan mushonif syarah terhadap matan hikmah diatas?

Menurut Syekh Abdulloh Asy-Syarqawi dalam kitab syarah hikamnya dimata para ahli syuhud (orang yang menyaksikan kehadiran Allah dalam segala sesuatu), dunia ini tidak berwujud. yang membuat dunia ini nampak hanyalah wujud Allah SWT semata, persis seperti pancaran sinar matahari yang masuk kedalam sebuah lentera berkaca. tak ada wujud, kecuali wujud yang Mahabenar. jika demikian, barangsiapa yang melihat alam semesta ini tanpa merasakan kehadiran Allah SWT disana, berarti ia telah kehilangan Nur Ilahi yang membuatnya mendapat musyahadah.

Ibn Athoillah menyinggung tentang bermacam-macam tingkatan ahli syuhud (musyahadah) dalam memandang Allah SWT. diantara mereka ada yang menyaksikan Sang Pencipta terlebih dahulu sebelum menyaksikan ciptaan-Nya, ada juga yang menyaksikan Tuhan setelah tahu bahwa benda yang disaksikan itu adalah binatang. ada yang menyaksikan Tuhan tepat di saat ia menyaksikan sebuah benda. ada pula yang menyaksikan Tuhan pada benda itu. sulit sekali memang menjelaskan ini karena harus difahami pada level musyahadah.

Abul Qasim abdul karim hawazin al Qusyairi dalam kitab Risalah Qusyairiyah menjelaskan makna muhadhoroh dan mukasyafah terlebih dahulu sebelum musyahadah. Muhadhoroh adalah kehadiran hati, kemudian setelah itu terjadi mukasyafah yaitu kehadiran hati yang disertai kejelasan (ketersingkapan) kemudian musyahadah yaitu kehadiran al haqq tanpa bingung dan linglung. jika 'langit sirri' (rahasia ketuhanan) bersih dari 'mendung sitru' (ketertutupan), maka 'matahari kesaksian' terbit dari bintang kemuliaan. 

Syekh Abdul Qadir Isa dalam kitab haqoiqu tashowuf mengatakan bahwa kasyfu merupakan cahaya yang mengantarkan para salik untuk sampai pada Allah. Dia membuka penghalang inderawi bagi mereka dan menghilangkan sebab-sebab materi dari diri mereka, sebagai hasil dari muzahadah, khalwat dan dzikir. Ibnu Kholdun berkata zikir merupakan makanan untuk pertumbuhan roh. selama dia masih terus tumbuh dan berkembang maka dia akan sampai ke tingkat syuhud (musyahadah). Kita masih di level orang yang terus berupaya berjuang sekuat tenaga melawan hawa nafsu untuk taat kepada Allah SWT atau mujahadah.

Abu Utsman al Magribi berkata, barangsiapa berasumsi bahwa telah tersingkap baginya tanpa melalui proses mujahadah maka dia berada dalam kekeliruan. Abu Ali ad Daqqaq berkata, barang siapa menghiasi dirinya dengan mujahadah niscaya Allah akan memperindah hatinya dengan musyahadah. Imam Al Ghazali berkata bahwa kesucian hati dan penglihatannya dapat dicapai dengan dzikir. dan ini tidak bisa dilakukan kecuali oleh orang-orang yang bertaqwa. taqwa pintu dzikir, dzikir pintu kasyf dan kasyf adalah pintu kemenangan terbesar yaitu bertemu dengan Allah SWT. jadi agar bisa memahami maqom musyahadah, fokus saja di mujahadah semoga Allah menganugrahi mukasyafah dan musyahadah, semoga...Amin...


Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, 24 November 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar