Pesan Dari Alam
Fadhilah
Nur A
“Loh
fad, kamu gak ngaji?” tanyanya keheranan. Itu syifa teman sekelas ku.
Aku
mendonggak “Enggak ah syif, gak ada air... Jadi males, lengket
pula. Nanti sajalah kalau sudah ada air” kataku tak
menghiraukan.
Syifa
bertanya lagi “Lalu kalau air tak kunjung ada?”.
“Ya... gak usah ngaji lahh... hehe” kataku dengan
cengiran tanpa dosa.
“Astagfirullah” syifa geleng geleng kepala sembari
mengelus dada ”aku duluan atuh ya”.
Sebuah
buku cerita pun aku buka untuk mengisi waktu tak mengaji ku ini “Oke hati hati
syifa sholehah…”
***
Plung! Sebuah sampah plastik ku lempar secara asal ke sebuah
tong berwarna biru, padahal tempat ku duduk sekarang hanya berjarak tak lebih
dari satu meter namun karena rasa malas yang mendominasi, kulempar asal saja
sampah ini, toh hanya satu batinku.
“Pagi fadhilah” sapanya, pemilik suara lembut itu Kiara
atau yang akrab di panggil Kiki itu adalah teman baikku, sekelas pula 3 tsanaawi atau kelas 3 SMA.
Ku
tiup tiup pisang panas “em... Pagi juga ki.” balasku dengan beralih mengunyah pisang
goreng dari warung pesantren yang masih ngebul
yang rasanya Jos gandoss.
“Eh nanti jangan lupa pakai batik dan…” suara nya ia
tekan dan ia perjelas “jangan telat.Inget!” Tuturnya mengintimidasi sembari mengacungkan jari telunjuknya.
“Iya
iya” jempol ku pun teracung “ashiap…” tambahku.
Tak
disangka sangka teman baikku satu lagi pun datang dengan bala-bala panas kesukaanya yang berasal dari
warung pesantren juga atau biasa kita sebut koQu.
“Assalamualikum
bestyyy ku.. duh aroma-aromanya kaya aroma Irama” candanya namanya lina paling nomer satu jika
adu kecemprengan.
Kami
pun memutar bola mata “lebayyy!!” kataku berbarengan dengan Kiara.
“Ishh
kalian nih.” dengan raut wajah yang sedatar
aspal “eh pasti belum pada mandi yaa..” Tebak lina.
Memang
terhitung sudah 2 hari pesantren kami tidak ada air karena ada beberapa kendala
satu,pada saluran air dan toren. Dua, memang
pengaruh musim kemarau yang sedang melanda indonesia ya.. pesantren ku dan indonesia kan masih satu
tanah otomatis sama musim dan dampaknya hehe
Aku
pun angkat bicara “Iyaa nih ih sebel deh apaan
coba. kita udah gak mandi hampir tiga hari badan bau,lengket. Alhaamdulillah ada air minum juga, kalo enggak
aduh gimana coba hidup kita”keluhku panjang lebar
Lina
pun beranjak berdiri “Cek.. iya sih
kenapa sih gini banget hidup di pesantren air mandi susah makan seadanya uang
di jatah,ih yang paling parah ya gak ada air itu…tau gak sih bestyy aku tuh
kalau di rumah mandi 3 sampai 4 kali sehari!“ jelas lina dengan bibirnya yang
manyun 5 cm.
Aku
dan kiki saling tatap “Terus?” kataku dan kiara berbarengan.
“Terus
apa?” Tanya lina penasaran menunggu kelanjutan.
“Terus
kami harus bilang WOW GITUUU??” kataku dan kiara dengan gaya yang
sangat kompak
Kini
bibirnya tambah maju saja “Aah kalian
nih kamseupay deh!”
***
Terdengar
suara Kiara berteriak kencang dari kobong seberang
“Efde
cepet dong kamu tuh luamanya masyaallah….”.katanya melengking
Aku
pun dengan susah payah menjawabnya dengan kerudung yang sedang berusaha ku
kaitkan peniti
“I-iya
bentar Ya Allah..ki…”
Pagi
itu suasana huru hara di pesantren ku sangat terasa sekali,ada yang sedang
mempersiapkan buku dan alat tulis nya ada yang masih piket,ada pula yang masih
meminta saran pada teman di sampingnya atau bisa di bilang tetangga lemari
Mereka
berdebat tentang baju apa yang akan mereka kenakan hari minggu ini,padahal
sudah ku umumkan untuk dresscode hari ini-asal batik
“Ih yang ini kayaknya terlalu
aneh deh motif nya..”kata adik
kelas di seberaang lemariku
Temannya
malah menarik nya ke depan lemari “Ih bentar liat dulu yang aku..kalo yang
ini?”
“Ih bagus bagus semuanya bagus
kalo mau lebiih bagus aku tau kamu harus pake apa..” katanya
antusias
Wajah nya pun dibuat penasaran
“apa apa??” Temanya
satu lagi menyimak dengan serius bisa jadi itu jadi resep rahasia
“Ini dia…kamu lebih cantik kalo
pakai ..cadar!!”
Bibir
nya pun ia kerutkan dengan garis dahi yang di kerutkan pula bertambah kesal
temannya itu
“Ihhh kaamu maah..”
Mereka
tertawaa bersama“hahaha”
Aku
yang tak sengaja menyimak pertengkaran pagi itu hanya bisa geleng geleng kepala
Padahal
satu hal yang harus kalian ketahui kawan
Ya
kami semua be-
Seseorang
mendorong bahuku “Hilih belum mandi aja make dandan segala jiga ek ngawinkeun
wae…”
Aku
pun tersenyum.Yap betul sekali sebenarnya kalian tidak perlu tau fakta ini
Ya
kami belum … mandi .. tak usah
kaget begitu,bagi kami belum mandi itu hal yang biasa yang penting pake minyak
wangi yang buaanyak,itu resep turun temurun yang kami bagi bahkan saat ada
santri baru yang bertanya
“Teh.. punten ini gimana.. kok air nya tidak keluar ya ..”
Begitu kata santriah baru yang sudah siap dengan
peralatan mandinya bahkan ada yang keluar dengan budah odol di mulutnya
aaduh..aduh..kami pun hanya bisa tertawa
“sabar
dulu saja nanti juga ada air. kalau tidak, yang penting wangi “kata ku selaku teteh
kelas yang sudah sangat berpengalaman
“Ouh.. makasih teh” dibalas dengan cengiran ku yang pasrah
“Ih
lina gak papa gak mandi yang penting cantik!” kataku sembari mengedipkan
sebelah mata “huekk !!”timbal lina dengan wajah nya yang di lebay lebaykan
Lina
sepertinya sudah jenuh menunggu ku sambil berdiri akhirnya ia pun memilih duduk
dan membuka sebuah novel karya FLP kesukaannya
Aku
masih berkutik di depan lemariku mencari bros yang cocok lalu memakai parfum eh
lebih tepatnya menambahkan parfume
tak
aneh jika mamah dan ayah menyengukku dan di tawari pergi keluar kompleks
pesantren
yang
aku ajukan pertama kali adalah Membeli parfum yang alhasil sekarang mamah sudah
hafal langgananku yang satu itu
Oke
lanjut ke kegiatanku sekarang aku pun memakaikan jam yang senada di pergelangan
tanganku. lalu selesai. aku siap
“Yuk lin!” ajakku
Tiba
tiba lina berhenti dan menyilangkan tangannya di depan dada“Ati ati ya de nanti
pas kamu kuliah,gak ada temen sesabar aku sama kiki”katanya sembari menyipitkan
mata nya tajam
“Ashiap..nanti
aku mau sebar brosur barangkali ada yang mau daftar”jawabku asal
Dia
pun mengeluarkan jurus andalannya yakni pura pura muntah
Kami
pun tertawa renyah Aku pun menghampiri kiki yang memberikan respon yang tak
jauh beda dengan lina…duh mereka ini
Aku
puan bergegas menuju aula irfani yang tak disebut dengan serbaguna lagi tapi
sebagai 1000 guna
Ku
lihat jajaran santri putra telah terisi penuh dan ya putri masih sekitar
seperempat nya aku pun pamit kepada kedua temanku untuk maju ke depan lebih
tepatnya ke pinggir panggung karena alhamdulillah pada acara kali ini aku di
tunjuk lagi menjadi master of ceremony atau pembawa acara
Yang
semoga di kemudian hari bisa menjadi pintu keberhasilan yang hebat bagiku di
masa depan ammin..
***
“Thank you for your attention
wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh”
“Waalaikumsalam
warahmatullahi wabarakatuh”
Alhamdulillah
acara untuk hari ini telah selesai, dengan lancar dan penuh hikmah dan
pelajaran aku pun membereskan berapa kertas yang berserakan dan papan mc yang
selalu ku bawa kemana mana
Aku
pun memberi salam berpamitan kepada beberapa orang yang kutemui sebelum kembali
ke asrama
Huft ..akhirnya selesai juga batinku
Kakiku
pun terus bergerak pulang menuju asrama
Habis ini fadhilah harus mandi yang wangi yang cantik yang seger yang bersih
habis itu istirahat sebentar terus makan,terus ngaji terus sholat deh..batinku
merencanakan itu semua sambil membayangkan betapa menyenangkan kegitan ku
selepas ini, aku yakin pastilah sudah ada air yang mengalir dengan deras yang
suaranya selalu terdengar bahkan sampai kobong tetangga.
Urusan
antrian atau carteran itu urusan kiki atau lina,mereka paling mengerti tentang
itu.
Tak
terasa lamunan tadi membawaku sampai ke asrama, sekarang pukul 17.30 tapi entah
mengapa terlihat cuaca tidak mendukung dan kenapa lampu asrama tidak di
hidupkan..
Jangan
jangan…
“Fad
..fadhilah!!” terdengar suara lina dari lorong sana aku pun meletakkan sendal
di rak dan bergegas ke kobong,tapi keadaanya sangat diluar semua
ekspetasiku.lampu tak ada yang hidup sama sekali,anduk berterbangan kemana mana
karena kami meletaknya di tralis jendela sesekali pula terdengar gemuruh petir
yang redam namun sangat kuat suaranya
“Ki…lina..”
Ku
teriaki nama mereka berharap kami, bahkan asrama putri dan seluruh pesantren
baik baik saja,aku belum mengerti apa?..apa yang terjadi sebenarnya? apakah-
“FADHILAHH!!!”
Aku-aku kenal suara itu, itu
suara kiki seruku dalam
hati.
“Ki!!!”sungguh
tak terlihat apa-apa.disini gelap bising gemuruh petir angin kencang bertiup
memporak porandakan semuanya.aku takut. sungguh.
Tapi
tiba tiba
Grep!
‘ASTAGFIRULLAH!”serukun
panik
“Ini
kiki sama lina fad”.astagfirullah
rupannya mereka ..sedikit hilang rasa khawatir di dadaku
Tak
sabar aku pun bertanya “ki?ini kenapa?ada apa?”katakku panik
Bagaimana
tidak? di asrama tidak terdengar apapun tak ada ricuh ricuh yang sama sama
ketakutan sepertiku .kemana mereka semua?
Yang
ditanya malah menangis .walau tak kulihat wajahnya jelas,aku tau kiki dan lina
menangis dengan tangan yang gemetar memegangi lengan bajuku,yang membuatku juga
jadi takut malah semakin takut karena mereka yang tak kunjung ada jawabnya.
tapi tak lama aku tau kiki sedang mencoba menarik nafas dalam-ia akan
menjelaskan sesuatu.penting!
“hiks..Fad
..” kiki mulai angkat bicara
“..kiki
gak tau jelasnya gimana, tapi tadi harusnya pas acara waktunya kami mengaji,
tapi kami malah di asrama dan saling berkeluh kesah tentang air yang gak
kunjung ada lalu tiba tiba ada teriakan dan teriakan itu dari santriah baru
terus pada banyak yang nolongin kami gak menghiraukannya, kami kira itu masalah
kecil biasa tapi tiba tiba bertambah banyak yang ke kamar mandi buat nolongin
tapi semuanya gak ada yang kembali…
sampai
tinggal kami yang ketakutan,bingung harus kaya gimana” jelasnya panjang lebar
“Pintu
keluar?”tanyaku.pasalnya tadi aku masuk asrama lewat pintu itu dan keadaanya
masih baik baik saja mungkin saja kami bisa melapor-
“Gak
fad gak bisa.. kami juga heran kenapa kamu bisa masuk asrama .kami sudah coba
untuk membukanya tapi ..nihil pintunya gak bisa kebuka..hiks..”
Mustahil batinku
Ada
apa ini?,tidak tidak mungkin,tidak mungkin ada kejadian seperti ini dalam
hidupku. ini seperti cerita cerita fiksi yang ku baca di irfani library kemarin
saat aku tak mengaji
Ini
tak nyata.ya ini fiksi belaka,pasti aku
berkhayal atau sedang bermimpi!
“Fad!”
Teriakan
lina membuyarkan lamunanku
“Jangan
malah ngelamun dong! ini gimana? aku takut “
Aku juga batinku
tanganku ikut gemetar nafasku tak
beraturan,berbenturan dengan gemuruh yang ikut mengagetkan setiap degup dada
Tiba
tiba Aku berlari ke kamar mandi itu, entah kebenaran dari mana,mungkin ini lebih
kepada rasa tidak percaya,akan ku buktikan bahwa ini tak nyata.aku mendengar
lina daan kiki berteriak histeris memanggil namaku beberapa kali,mungkin mereka
takut, aku juga tak akan kembali,aku juga hilang layaknya santriah yang lain.
Tapi
aku akan buktikan kalau ini cuman mimpi
ya
ini hanya bunga tidur.
Ku
berhenti persis tiga puluh centimeter dari pintu wc yang melahap semua kawan
kawanku dari pintu kamar mandi yang tak pernah ada air di dalamnya.
di
depan kamar mandi yang menjadi akar masalah semua mimpi buruk ini.
Aku
raih dengan susah payang gagang pintu kamar mandi itu entah apa yang akan
kutemukan selanjutnya di sana,aku tak tau .sungguh
Suara
dercitan pintu itu terdengar jelas di telinga tak ku dengar lagi suara kiki
yang berteriak atau lina yang menangis histeris
Kriek…
Ku
dorong lebih lebar pintu itu.terdengar diantara gelap suara air yang luber
penuh kemana mana dan kucoba tuk mematikan keran.setelah ku temukan kerannya,ku
putar keran itu dan-
“Aaaaaaaaaaaaaaaa!!!”
Entaahlah
apa ini,tapi aku seperti tersedot sesuatu,kehilangan kendali,bahkan untuk
diriku sendiri mati rasa tubuhku mati rasa tapi aku tau aku sedang terjungkir
balik,berputar putar yang membuatku sangat mual
Hup! Aku terjatuh yang persisnya entah dari
mana,badanku sakit semua.ini seperti tanah keras dengan krikil yang menusuk badan
dug!
Sikuku
tersenggol oleh sesuatu yang berlari dengan cepat,mataku menyelusuri apa tadi
itu kemana arah perginya.dan aku menemukannya,ia dia ada di sana!
Ternyata
itu seorang gadis kecil ia berlari secepat yang ia bisa,ia terlihat terburu
buru dengan membawa sesuatu di tangannya
ia bawa dengan erat.itu seperti wadah.dia membuatku penasaran. ia akan kemana?
Lantas
Aku pun mengikutinya
Untuk
mengimbanginya aku pun berlari pula tanpa alas kaki apapun. tanah di sini
sangat panas tapi gadis itu.. ia terlihat tak menghiraukanya. kakinya pun
telanjang,tanpa alas apa apa ,tubuhnya kurus kering,hanya kaos kekecilan kumal
yang menutupi tubuhnya dari terik matahari yang sangat penerpa ini, alhasil
kulitnya pun lebih pekat dari tanah yang aku tapaki ini
Ia
terus berlari dengan wadah yang ia genggam erat. terjatuh jatuh ia berlari,tak
peduli ada ilalang berduri yang menghalangi jalannya ia pun tetap berlari.
Membuatku kewalahan mengikutinya.dengan hati hati aku berjalan di belakangnya,takut
ada sesuatu yang melukai telapak kaki ku
Dan
ia pun berhenti
Inilah
tujuannya,berkilo kilo meter jauhnya dari gubuk tuannya
Ia
terjang ilalang ilalang yang tak bersahabat untuk kaki kecil nya
ia terjang panas nya tanah kering tak ia
hiraukan demi ini
Demi
seember air
Refleks
ku tutup mulutku yang menganga tak percaya
Hanya untuk ini?sungguh?
Ku
lihat dari sisi semak semak belukar yang tingginya sepundakku,berwarna
kekuningan menandakan ia kering dan kekurangan air
Dengan
keringat yang terus mengalir deras dari pelipisnya,kerudung kuning lusuhnya
ikut basah,rok coklat kumalnya di penuhi tumbuhan berduri ia menyibak rumput yang menghalangi mulut sumur
kecil itu
“..Hiks…”
gadis itu menangis
Terlihat
pundaknya gemetar,Suara tangisnya yang pilu itu terdengar menyakitkan
ia
menangis …aku memang tak melihat wajahnya karena posisiku di belakangnya, namun
aku tau pasti ditengah hutan panas ini suara tangisnya bagai hujan yang sangat
memilukan,
air matanya turun bagai hujan yang membasahi
lahan kering ini
‘Hiks
…”
Bukan
ini bukan tangis gadis kecil itu.kali ini, ini tangisku .yang ikut pilu
mendengar tangisnya ikut merasakan pilunya, mungkin karena harapnya pada tuhan
agar hujan turun
ia
lanjutkan menimba air dari sebuah sumur kecil yang lebih terlihat menyatu
dengan tanaman liar lalu ia pindah dari timbaan itu ke ember ringkih miliknya
Dengan
sangat hati hati ia pindahkan dari wadah satu ,ke ember miliknya agar tak ada
satu tetes air pun yang terbuang sia sia .air itu seolah olah sangat berharga
untuknya
Lalu
setelah ia selesai ia diam sejenak
Dan
ia menoleh
Ya allah!.aku terperenjat
Itu aku ya allah itu aku!kenapa
ia mirip sekali denganku?dengan warna
kulit lebih tua, kerudung kuning yang sangat kumal,kaos cream yang dulu ku
buang karena kekecilan dan terdapat
banyak torehan tanah yang mengering di rok nya
Ia
mendekat mendekat ke arah ku aku bingung aku bingung ,harus pergi
kemana,benarkah ia akan menghampiriku?
“Hai
fadhilah?”sapanya hangat.
Apa?!ia menyebut namaku sungguh?! ia mirip sekali denganku.tidak,bukan mirip
namun sama. bagimana?bagaiman-
“Kenapa
fad?kenapa kamu begitu? tidak pernah menghargai bumi ini?kenapa kamu
menghakiminya?bahkan menjelekkan pesantrenmu sendiri?berapa lama fad?berapa
lama kamu tidak mendapatkan air 1 hari 2 hari?” tanya nya sarkas.
Ia
memajukan badannya selangkah lebih dekat.tangannya terangkat memenggang
pundakku yang bergetar
Ia
tersenyum “Hargai pesantrenmu fad ,hargai pula bumi mu ini juga rumah mu.jangan
selalu lihat pada langit yang tinggi kamu akan sulit untuk menuntutnya tapi
lihatlah apa yang lebih rendah dari padamu fad setidaknya walau kau tak bisa
mengubahnya,kau bisa bersyukur atas apa yang sudah kau dapatkan sekarang”ia pun
mengusap air matanya yang perlahaan berjatuhan
Ia
pun menarik nafas dalam melanjutkan cerita “Andai kau tau fadhilah,bukan lagi
tuk mandi dan membersihkan diri, aku sudah tak peduli itu!aku sudah tak peduli
mukaku yang lebih kotor daripada tanah yang kita injak ini ,aku ambil air ini
untuk sekedar minum fad.. aku punya ibu yang sudah tua, ia harus minum air yang
cukup,karena ia selalu terbatuk batuk,dan adik ku yang masih kecil ia selalu
menangis-kehausan.” nafasnya sudah tak beraturan ia menangis,ia terisak.dengan
juga terisak,ku raih pundak ringkihnya dan ku peluk dia erat.
“Aku
tak peduli berapa kilo meter,bahkan ratus kilometer jalan yang harus ku
tempuh,asal aku mendapatkan air untuk hidup fad.. untuk hidup..” tegasnya
Aku
malu.aku sungguh malu .ku tutup wajahku dengan telapak tangan yang merasa
bersalah ini,aku bahkan lebih memilih tak mengaji dari pada tak mandi yang
sekedar untuk membersihkan diri
Aku
pun menyalahkan pesantren karena tak adanya air
Maafkan
aku ya allah.. maafkan aku yang tak bersyukur ini…
Ia
pun kini menampakkan senyumannya “Tak apa fad ..sungguh tak apa,terkadang kita
harus terperosok dulu sebelum kita tau bahwa disana ada lubang yang harusnya
tak kita lewati..
Pesanku
jaga lingkunganmu, jagalah ia seperti kamu menjaga rumah mu sendiri
Cintai
juga air dan elemen penting bumi lainnya bijaklah dalam memakainya,dan walau ia
sesekali tak ada jangan lah mengeluh..selalu bersyukurlah karena di luar
sana,banyak orang yang berjuang
mati-matian hanya untuk seteguk air”nasehat nya menampar hatiku dan membuatku
sadar kesalahan ku selama ini.tak akan ku ulangi lagi semua kesalahan itu
Iya aku janji batinku
Aku
janji aku tidak akan melakukan hal yang salah lagi aku akan cintai bumi ini
“Ouh
iya Namaku dila! senang bisa bertemu dengan santriah hebat seperti mu. salamkan
aku pada teman baikmu ya ..mereka juga harus jadi pahlawan bumi “
Aku
mengangguk dengan mantap tentu! Kataku
Ia
pun mengangkat kedua tangannya”sampai jumpa pahlawan bumi!!”
Aku
pun membalasnya dengan senyuman paling lebar”dah juga dila!!terimakasih
banyak!! lambaikku
Dan
tiba tiba
“Aaaaaaaaaaa!!!!!!”
Aku
kembali terputar putar,bahkan ini lebih parah dari awal
tadi.tersedot,,terombang ambing bahkan sekarang aku benar benar muntah.dan aku
merasakan satu botol air tersiram mengenai wajahku air yang banyak membasahi
mukaku apakah ini juga muntahk-
“Astagfirullahh
fadhilahh.. nih aer zam zam gak mempan apak yak ?”
Hah suara siapa itu?batinku
“Kamu
nih lagi simulasi bab tazwijul mayit apa gimana sih?”teriaknya kesal tak jauh
dari wajahku
Satu
orang yang lain menambahi “Mangkanya kalau bobo baca doa dulu sholehah…”
Perlahan
mataku sedikit demi sedikit terbuka samar samar ku kenali dua orang berjilbab
merah muda dan biru itu ..itukan..
“
Lina!kiki! Teriakku,kegirangan,aku juga melihat santriah lain yangg sedang
meelakukan aktivitas seperti biasa.aku langsung memeluk kiki dan lina sampai
mereka terbatuk batuk,minta di lepaskan. lega sekali sungguh lega sekali
rasanya ya allah..
Berarti
itu semua hanya mimpi .namun mimpi yang sangat luar biasa
Kiki
meelambaikan tangannya ke depan wajahku “Ai fadhilah kenapa ey kesamber hidayah
apa ya?”tanya lina pada kiki yang di balas gelengann kepala
Aku
hanya tersenyum dengan mereka yang saling lempar tatapan tak mengerti
Terdengar
suara nyaring dari aula lantai dua”Laila
ha illallah la maujud da illallah…”
“Itu
ngaji ki?”tanyaku
“iyalah
jawabnya masa iya nikahan”katanya asal
Aku
pun bangkit lalu ku pakai hijab ku ku abil kita dan pena ku dengan semangat 45
Yuk
ngaji!ajakku semangat kuraih tangan mereka hingga mereka jadi berdiri dengan
raut keheranan yang belum hilang
“Tapi
kan fad gak ada air kita belum man-”
“Sutttt
gak papa ..udah cepet sana ambil kitab tafsir kalian kita ngaji kitaa syukuri
gak boleh lagi ngeluh kita hargai bumi kita sayangi layaknya rumah sendiri gak
boleh gampang ngeluh bahkan sampe gak ngaji gara gara belum ada air
doang”kataku dengan senyum yang paling lebar
Merekaa
hanya melongo menatapku yang cengar cengir ala ala proklamasi bung soekarno
hatta
Aku
pun sudah berdiri di ambang pintu kobong,berhenti karena teringgat sesuatu “Salam dari teman baruku
dilla!”ujar ku antusias
“Dan
slogan baru kita ..gak papa gak mandi yang penting ngajiii!!!”’teriakku yang
mengundang perhatian seluruh penduduk kobong
“Yok
berangkat!” aku menataap mereka lama tapi mereka malah saling pandang tak
percaya
Aku
pun tersenyum,pasti mereka belum siap“Yaudah fadhilah duluan.. assaalamualaikum
bestyyy”
“Wa-waalaikum
sa-salam fad…”
Aku
pun berjalan mantap ke menuju pintu asrama,Iya
mulai saat ini kita harus tetap bersyukur gak boleh banyak ngeluh,harus banyak
sabar dan cinta bumi, mandi mah urusan nanti yang penting …ngaji!!!
ALLAHU AKBAR!....
“Fadhilaah.. Kamu beelum pake rok!!……”
“APAAA!!!!!”
-TAMAT-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar