Hadiah yang Tak di Duga
Nisa Rosidah
“Nay, huaa… tuh kan bener kata fara juga…” fara yang tergesa
menghampiri naya “akhirnya perjuangan kamu tidak berakhir nihil ya, nay” naya
yang masih sedikit pusing “iya, ra, alhamdulillah” kata naya lemas. Naya
bahagia bisa lolos ke provinsi walaupun kondisi badannya sedang tidak sehat
jadi ia tidak terlalu berekspresi.
Saat di perjalanan pulang, Naya melamun dan wajahnya terarahkan ke
sebelah jendela mobil. "Nay, kenapa? kok melamun terus?" suara Fara
membuat naya kaget dan mendongkak "Em... tidak, ra, cuma lagi kepikiran
kuliah?" kata naya sedih "memangnya kenapa nay?" tanya fara
"emangnya bisa ya naya kuliah ke mesir? melihat kondisi ekonomi keluarga
naya yang sangat pas-pasan untuk biaya sekolah naya sama adik naya" keluh
naya "bisa nay, kamu bisa ikut seleksi beasiswa mesir, itu pasti ada"
terang fara "iya kah? tapi ra, naya kan bukan orang yang berprestasi, mana
mungkin naya lolos seleksi beasiswa" naya yang overthinking. fara pun
bingung.
***
Setelah 3 hari naya dirawat
di UKS karena setelah pulang MQK kemarin tiba tiba demam, ahirnya naya pun
sudah bisa ikut kegiatan belajar di sekolah lagi. Saat sedang berjalan menuju
sekolah, Naya berpapasan dengan ustadzah aini “masyaallah, selamat ya nay
kamu lolos ikut ke provinsi, jaga kesehatan nya jangan sakit lagi ya” ustadzah mengapresiasi dan menasehati, “terimakasih ustadzah, iya
insyaallah Naya akan jaga kesehatan Naya” kata naya ramah. “oh, iya nay, untuk ke provinsi nya persiapkan lagi ya, sekitar sebulan lagi” kata ustadzah aini “baik ustadzah terimakasih
informasinya” naya melanjutkan perjalanannya
"Nay, sudah membaik
kesehatannya?" tanya Bu Dini, Wali kelas 12."Alhamdulillah bu, sudah
agak mendingan" jawab naya "oh iya nay, sekarang kamu sudah kelas 12,
sudah ada planning untuk melanjut kan kuliah?" tanya bu dini "Sudah
ada bu" jawab naya "baguslah kalau begitu, persiapkan dengan baik ya,
Nay"kata bu dini dengan nada menyemangati naya.
Sepulang sekolah, sebelum
naya pulang ke kamarnya, naya mampir dulu ke perpustakaan pesantren untuk
mencari kitab yang ia butuhkan untuk lomba MQK nanti.Sebenarnya Naya ingin
mengundurkan diri dari MQK, karena ia merasa berat bebannya menambah. Belum
ia ingin menyiapkan untuk kuliah ditambah sekarang ia harus mempersiapkan untuk
lomba MQK. Tetapi ia selalu ingat kata Gurunya saat sedang ada kajian umum "Apa apa yang di perintahkan guru itu
tidak lain untuk kebaikan kita, tidak ada guru yang mengajarkan pada muridnya
kepada kesesatan, maka berkhusnudzonlah dan jalani perintah itu dengan
ikhlas"
aya pun menerapkan apa yang
gurunya sampaikan, ia tetap menjalani perintah guru nya yaitu untuk mengikuti
MQK. Naya selalu menyiapkan nya dikala waktu kosong, ia membaca dan memurajaah
kitab yang akan di pertanyakan saat MQK.
Di sisi lain, naya juga
mempersiapkan untuknya bisa kuliah ke luar negeri, karena tak lama lagi juga ia
akan menghadapi US, yang dimana nilai nya itu akan membantu ia daftar kuliah,
Apalagi ia ingin kuliah ke luar negeri, yaitu mesir.
***
Sebulan kemudian, Naya
berangkat ke Garut untuk lomba MQK tingkat provinsi ditemani Ustadzah
Aini,sebelum terpanggil Naya membuka buka buku sedikit untuk mengingat ingat
lagi. Tak lama kemudian, namanya terpanggil saja dan naya langsung
berdiri dan berjalan naik ke atas panggung. Naya berusaha rileks dan tenang,
supaya saat ia menjawab dan menjelaskan tidak begitu gugup. Sekitar 10 menit
naya berada di atas panggung menjawab pertanyaan dengan lancar dan jelas,
akhirnya naya selesai dan turun. Naya ,menenangkan dirinya.
“Tadi, Saat menjawab
pertanyaan, ada satu pertanyaan yang Naya bimbang untuk menjawabnya dan sedikit
lambat tapi alhamdulillah benar ustadzah” cerita nya kepada ustadzah “oh iya,
iya,tapi kamu sudah sangat baik dan lebih lancar dari peserta lainnya, kamu
tetap tenang walau banyak suara sorak dari penonton” jelas ustadzah.
Tak lama mereka
berbincang suara mik terdengar “untuk MQK tingkat provinsi sudah selesai dan
untuk yang lolos ke tingkat nasional akan saya
paparkan sekarang di mulai dari MQK kitab Fiqih Fathul mu’in yaitu yang
pertama Dini azzahra,kedua Naya Yashira rasyid dan yang ketiga Ghitsa alifia
yuriza, kepada yang terpanggil namanya dipersilahkan untuk naik ke atas
panggung” mata Naya langsung teralihkan kepada ustadah, ustadzah mengangguk dan
naya pun naik ke atas panggung.
Hari ahad, dimana hari para
santriah dijenguk oleh orang tuanya. Sedangkan naya sedang membersihkan halaman
rumah dewan dan menyiram tanaman.
“Nay, dicari ustadzah rara
tuh! Kayanya ada orang tua kamu deh” nurul memberitahu. “Wah, iya kah?” naya
kaget dan bahagia, karena memang sudah beberapa bulan tidak di jenguk orang
tuanya karena jarak yang jauh dan juga masalah ekonomi nya. Dengan ekspresi yang sangat senang, Segera naya
pergi ke pos penjengukan untuk menghampiri orang tua nya .
Melihat
uma nya yang membelakanginya naya mengucapkan salam dengan senyum bahagia “Assalamualaikum,
uma” kata naya lembut. Uma nya pun berbalik dan naya langsung mengambil tangan
uma nya dan mengecup tangannya “Waalaikumsalam, kak apa kabar? Uma rindu sekali
sama kakak” kata uma nya memeluk. “Kakak baik uma,Kakak juga rindu sama uma”
jawab naya menenangkan “aba mana?, uma” naya teralihkan mencari aba nya “Aba
lagi parkir mobil dulu, kita ke Gazebo duluan yuk, kata aba nanti aba nyusul”
ajak uma tersenyum.
Setelah di gazebo naya
bercerita banyak hal dengan uma dan aba nya.
“ uma, aba, kakak pengen nanya sesuatu"
kata Naya." iya boleh kak, ada apa?" tanya uma "uma, aba, kalau
kakak mau kuliah ke luar negeri boleh?” tanya Naya “bagaimana ya kak, aba saja sekarang rezeki
nya sedang tidak tentu, apalagi untuk biaya kuliah kaka keluar negeri” kata uma
“bukan uma melarang kakak untuk mengejar
impian kaka, tapi uma bingung untuk biaya nya kak, kecuali kalau kakak bisa
lewat jalur beasiswa, kakak ikhtiar dulu saja ya, belajar sungguh sungguh,
persiapkan dengan matang, semoga saja ada peluang buat kakak ke mesir” lanjut
uma menjelaskan.
“Em... iya kalau begitu,
uma, kakak akan mencari peluang beasiswa dan menyiapkan nya dengan matang”
jawab naya kepada uma. “Iya kak, uma sama aba juga bakal usahain buat biaya nya
nanti” jelas uma
“Oh iya, uma, aba. Kakak kemarin sudah lomba
MQK tingkat provinsi, alhamdulillah lolos juara 2 dan kata ustadzah, sekitar 2
minggu lagi kakak lomba MQK tingkat nasional, do’ain kakak ya semoga bisa juara
satu di tingkat nasional” naya memberitahu uma, aba nya. “Masyaallah kak, iya
kemarin uma lihat di postingan instagram pesantren, kamu juara MQK ke-2. Uma
bangga sama kakak, semoga bisa juara pertama ya, kak” kata uma mendoakan. “Aamiin,
uma”
Setelah penjengukan, naya
pergi ke masjid untuk shalat berjamaah dan ketika shalat berjamaah selesai
semua santri pergi ke kamar nya masing-masing lagi untuk me time dihari ahad
sampai ashar.
Berbeda dengan naya yang masih
berdiam di masjid, ia menyandarkan punggung nya ke tiang masjid dan memejamkan
kata nya lalu berkata dalam hatinya,
“Ya Allah, Bantu naya, naya bingung sekarang
naya harus bagaimana, naya sedang sangat down, bimbang dengan pilihan naya kali
ini, apa naya bisa kuliah ke mesir? akan kah ada pintu yang terbuka untuk naya
bisa kuliah ke mesir? naya sangat mengharapkan hal itu. tapi naya tahu kondisi
ekonomi keluarga naya sedang kurang baik” naya mengadu, menceritakan keluh
kesahnya di sana, mencari ketenangan dan melemaskan raganya. Naya sedang
bingung dan down untuk kali ini, ia hanya bisa mengeluarkan air matanya dan
terdiam.
***
Tak terasa hari demi
hari sudah berlalu, saatnya untuk naya berangkat lomba lagi, naya sangat tegang
untuk kali ini, ia takut tidak bisa menjawab pertanyaan juri dan karena
mendengar cerita dari ustadzah Raya yang pernah juga mengikuti lomba sampai ke
tingkat nasional, katanya tingkat nasional itu lebih ekstrim karena ditonton
lebih banyak orang dari pada di tingkat provinsi.
Dan benar saja ketika sudah
sampai disana naya melihat begitu banyak yang menonton, dari peserta dan santri
selain peserta.
“Untuk yang selanjutnya
yaitu peserta nomor urut 101, Naya yashira rasyid, silahkan untuk menaiki
panggung” panggilan pun terdengar, naya meyakinkan dirinya, ia bisa dan percaya
diri, kemudian ia menaiki panggung dengan anggun dan sopan saat melewati juri.
Penonton bertepuk tangan
saat Naya membaca dan menjawab pertanyaan dengan sempurna, yang diluar dugaan
nya sendiri ia bisa menjawab pertanyaan itu. Setelah turun dari panggung naya
tersenyum dan menghembuskan nafas lega, lancarnya lidah berbicara menjelaskan
dan menjawab semua pertanyaan.
Setelah semua peserta
terpanggil ke panggung, panitia pun memberitahu bahwa pengumuman
kejuaraannya akan di umumkan 10 menit
lagi dan semua peserta dipersilahkan untuk menunggu dahulu di aula.
“Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh, Alhamdulillah acara lomba MQK tingkat nasional sudah terlaksanakan
dengan lancar dan untuk kejuaraannya akan diumumkan sekarang, di MQK tahun ini
ada 3 kejuaraan” Naya mulai tegang, apakah ia akan menempati kejuaraan itu?
Naya bertawakal kepada
allah “ Ya Allah, bagaimanapun hasilnya, Naya percaya itu yang terbaik untuk
Naya, kalau hari ini bukan naya yang menempati kejuaraan itu, Naya ikhlas Ya
Allah” kata naya pasrah.
“Kita langsung mulai saja dari juara yang
ketiga kitab fiqih fathul mu’in, yaitu diraih oleh….. Muhammad Arkhan jaylan,
selanjutnya yaitu juara kedua yang diraih alliya putri mahayunda dan yang
pertama yaitu diraih oleh……” saat mendengar kejuaraan ketiga dan kedua tidak
terpanggil namanya, naya langsung menutup telinga nya dengan kedua tangannya
dan memejamkan matanya sambil berbicara dalam hatinya “Ya allah siapakah yang
meraih juara pertama? Apakah bukan Naya?” pembawa acara langsung melanjutkan “Naya
yashira rasyidah dengan nomor peserta 101” naya langsung membuka matanya tak
percaya dan terharu “alhamdulillah ya allah” katanya sambil menutup wajah
dengan telapak tangan.
“Selamat untuk peserta yang menjadi juara,
semoga ilmunya manfaat dan barokah, dan untuk yang belum jangan berkecil hati,
insyaallah ilmu kalian juga bermanfaat dan barokah, sekian untuk lomba MQK
tahun ini saya tutup, syukron ‘ala ihtimaamikum, wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh” acara MQK pun ditutup.
Naya bahagia karena ia bisa
juara di MQK tingkat nasional ini, walaupun di sisi lain ia masih bingung
memikirkan bagaimana supaya ia bisa kuliah ke mesir. Kejuaraan Naya sangat ia
nikmati sekarang, waktu yang ia korbankan untuk memikirkan MQK tidak pecuma
begitu saja, sekarang ia tinggal memikirkan satu lagi yang masih sangat rumit
untuk nya yaitu impiannya untuk kuliah ke mesir.
***
Tiga bulan kemudian,
kelas 12 sedang melaksanakan ujian sekolah, Naya sangat mempersiapkannya dengan
baik. Ia ingin mendapatkan nilai yang baik untuk bisa memenuhi persyaratan
seleksi beasiswa mesir nanti. karena sebegitu inginnya ia kuliah ke mesir.
Naya terus belajar sungguh sungguh, setiap hari, bahkan sampai ia
merelakan waktu istirahatnya untuk terus belajar disaat yang lain bersantai.
Dua minggu setelah ujian
sekolah selesai, semua siswa kelas 12 masuk ke kelasnya masing-masing untuk di
beri surat keterangan lulus dan alhamdulillah naya dinyatakan lulus dan
menduduki nilai US terbaik ke-2, ia sangat bahagia mendengarnya,
karena ia sudah melihat adanya peluang ia bisa kuliah ke mesir.
Sambil menunggu Acara pelepasan santri dan
kelulusan sekolah, naya mempermatangkan dirinya belajar bahasa dan menyiapkan
materi yang akan di seleksi nanti, ia ingin membuktikan bahwa dirinya bisa. Ia
bisa mewujudkan mimpinya kuliah di mesir dan menjadi dokter.
Setelah selang 1 minggu dari pelepasan,
ahirnya Naya mengikuti seleksi beasiswa kuliah di mesir online, dan naya
menunggu hasil dari seleksi . Awalnya naya tidak percaya diri untuk mengikuti
seleksi ke mesir jalur beasiswa, tapi dengan keyakinan dari orang tuanya dan pimpinan
pesantren, naya berhasil meyakinkan dirinya.
Naya sebenarnya sudah boleh pulang ke rumah, hanya
saja ia masih belum bisa meninggalkan pesantrennya. Sudah
ada satu minggu ia menunggu pengumuman hasil seleksi tapi masih belum ada, ia
selalu mengecek setiap harinya melihat laptop. "apakah naya bisa lolos
seleksi? bagaimana kalau naya tidak lolos tes seleksi ini?"kata kata itu
selalu tiba tiba keluar dari pikirannya. Dan sekarang ia masih menunggu
pengumuman hasil seleksi, dan tiba tiba ada Anisa menghampirinya "Masih
belum ada pengumumannya nay?" tanya annisa
" belum ada nay, masih nunggu ini" jawab naya lesu.
"sabar ya nay, bentar lagi ada, tungguin aja" annisa menenangkan,
naya mengangguk.
Saat naya sedang membuka room chat tiba-tiba
ada pesan email pengumuman dan naya pun membuka email tersebut yang bertuliskan
PENGUMUMAN HASIL TES SELEKSI BEASISWA DAN NON BEASISWA AL AZHAR MESIR,
Naya pun langsung mencari
namanya tapi tidak ditemukan, sudah hampir 5 kali naya scroll dan mencari tapi
tidak terlihat namanya tertera disana. naya hampir saja menyerah dan
mengeluarkannya dari link tersebut.
Setelah sekitar 3 hari tidak ada informasi lagi dan naya
sudah merasa down, tiba tiba ada pesan email lagi dan segera naya membukanya
dan ternyata isinya,
Mohon maaf untuk link yang tadi ada
kesalahan teknis, ini link yang sudah di perbaruinya
*link pengumuman hasil tes
seleksi beasiswa dan non beasiswa al azhar mesir
Naya langsung mencari lagi
namanya, setelah di scroll dan di lihat namanya satu-satu akhirnya namanya
tertera juga disana. naya sangat bahagia dan langsung sujud syukur.
Esoknya naya pun langsung menghubungi uma dan
aba nya untuk memberitahu kalau ia sudah lolos tes seleksi.
“Uma,Aba, alhamdulilah
kemarin Kakak lolos tes seleksi beasiswa al azhar mesir”
Ucap naya sangat gembira
bisa memberikan kabar baik kepada uma dan aba nya. “Mayallah kak, selamat ya,
akhirnya kakak bisa wujudkan mimpi kakak, uma sama aba bahagia sekali mendengar
nya, ahirnya impian kakak bisa terwujudkan” suara terharu uma dan aba yang
terdengar begitu jelas di telepon “iya uma,aba, alhamdulillah, kakak sangat
bahagia bisa kuliah di mesir, sebelum kakak berangkat, kakak bakal pulang dulu
ke rumah uma, tapi kakak mau pamit dulu sama Aby Irfan dan Ummy Icha" jelas
naya "iya kak, minta do'a dan r
keridhoan aby dan ummy ya
kak" tambah uma nya,
***
Dua bulan berlalu, naya
masih berada di pesantrennya dan sekarang naya sudah berniat untuk berpamitan
dengan Aby dan Ummy untuk meninggalkan pesantren dan melanjutkan kuliah di
mesir. Walaupun naya sangat berat untuk meninggalkan pesantrennya.
“Assalamualaikum ummy” mengetuk pintu dengan
sopan. Tak lama ummy membukakan pintunya
“waalaikumsalam,eh, naya” jawab ummy. “Ada apa ya? Sini masuk dulu”
lanjut ummy
“Maaf ganggu waktunya,
ummy, aby, alhamdulillah naya sudah keterima kuliah beasiswa di mesir, dan naya
mau pamitan dan minta doa juga ridho dari ummy dan aby” kata naya dengan suara
yang lembut “masyaaallah, alhamdulillah
aby ikut bahagia, dam sejujurnya ini kabar yang sangat bahagia untuk aby juga
ummy, karena aby sejak dulu berharap ada santri aby yang berangkat kuliah
keluar negeri, nay, alhamdulillah ,naya ini adalah santriah pertama yang
berangkat kuliah ke luar negeri, aby yakin naya ini akan sukses nantinya” kata
aby sangat bangga mendengar kabar naya akan berangkat kuliah ke mesir.
“Ummy akan selalu mendoakan mu, nay, dan
ridho ummy dan aby itu akakn selalu menyertaimu" kata ummy memasang
tersenyum indah.
“Kapan berangkatnya nay?” lanjut ummy “
sekitar 3 minggu lagi, ummy” jawab Naya
lembut.
“Ummy, aby, maaf selama menjadi santri di
pesantren ini naya belum menjadi santri yang baik” ucap naya
"Naya salah kalau naya bilang naya
belum menjadi santri yang baik, naya kemarin juara MQK nasional dan sekarang
dapet beasiswa ke mesir pun, itu sudah menjadi kebangggan untuk ummy, aby dan
pesantren" kata ummy
Ummy pun memeluk naya “Doa
ummy dan aby akan selalu menyertai naya, naya akan sukses" kata ummy
lembut. Setelah itu, naya mencium tangan ummy dan aby, berat rasanya
meninggalkan ummy , aby dan pesantren yang sudah menjadi rumah kedua selama 6
tahun.
“Assalamualaikum ummy aby,
naya pamit" kata naya meninggalkan rumah ummy dan aby.
"waalaikumsalam naya, fii
amanillah" jawab ummy dan abi, naya pun tersenyum dan melangkah pergi
dengan mengambil barang barang nya.
***
Sudah 2 minggu naya di rumah, menghabiskan
waktu bersama uma, aba dan adik-adiknya. Naya bahagia bisa merasakan kehangatan
saat dirumah lagi setelah sekian bulan di pesantren. Waktu naya di rumah pun
tidak akan lama lagi, karena seminggu lagi ia akan berangkat ke mesir untuk
menempuh kuliah di negara yang ia impikan.
"Kakak, ikut sama uma yuk!" ajak
uma , "mau kemana Uma?" tanya naya "ikut pengajian rutin di
pesantren al-munawwar, sekalian pamitan sama Wa haji juga" jelas uma
"Iya kalau begitu, kakak siap-siap dulu ya uma" kata naya sembari
pergi ke kamarnya
Setelah pengajian berahir, Naya di suruh uma nya
untuk menemui Wa haji, untuk pamitan. "eh, Neng Naya, apakabar? ahirnya
main juga ke sini" kata wa haji ramah. "alhamdulillah, wa. baik, uwa
gimana" naya menanya kembali "alhamdulillah, baik atuh uwa mah, neng kuliah di mana?"
kata uwa "Neng keterima di mesir, wa. lusa juga neng berangkat,
jadi neng mau pamitan sama uwa, doain neng ya wa" jelas naya " wah,
masyaallah, mesir, jauh banget, iya atuh sama uwa di doain ya neng, fii
amanillah ya" kata uwa " iya wa, neng pamit pulang dulu ya,
asslamualaikum" naya pulang ke rumah.
***
Naya di antar kan ke
bandara oleh uma dan aba, juga adik-adiknya,ahmad dan raissa. Sedih, lagi lagi
naya harus tinggal jauh dari uma, aba dan adik. Tapi uma dan aba meyakinkan naya, untuk
berangkat saja. Uma aba dan adik kapan kapan akan main ke mesir buat jenguk
naya.
“Kakak, jaga kesehatannya
ya, jangan lupa makan, yang benar belajarnya, uma sama aba nanti kesana jenguk
kakak,ya” naya pun memeluk erat uma dan aba nya “kakak bakalan jaga kesehatan
disana, uma sama aba juga sehat sehat ya di sini, kakak tunggu kedatangan uma
sama aba di mesir” tak ter bendung air mata naya saat harus berjauhan lagi
dengan uma dan aba untuk menimba ilmu.
“Kakak… jangan lama lama ya,di mesirnya, nanti
de icha kesepian di rumah,Abang amad kan udah mesantren sekkarang” kata raissa
imut. “Iya icha, kakak bentar kok di mesir nya, nanti icha kan mau main ke
mesir jenguk kakak,ya” naya mencubit pipinya gemas lalau memeluknya. Beralih ke
Ahmad “ini kamu jangan nakal ya, jagain adiknya, yang bener ngajinya,sama
sekolahnya kan mau jadi polisi, jangan nyusahin
uma sama aba ya” naya mencubit tangan ahmad “Aaa… iya kak, kakak jangan
lama lama, kalo pulang kesini bawain pisang mesir,ya,hehe” canda ahmad “beli
aja tuh di ciamis ada!” jawab naya gemas.
“Eh, uma aba, pesawatnya
sudah mau teerbang, kakak pamit ya, doa kan kaka uma, aba” setelah mengecup
tangan uma dan aba , naya langsung pergi
ke pesawat yang ia naiki sambil melambaikan tangannya kearah uma, aba dan adik nya.
***
Sesampainya naya di mesir, naya langsung mengirim pesan kepada uma
Assalamuatlaikum, uma, kakak sudah sampai
belum di baca oleh uma karena di
indonesia itu sudah larut malam, mungkin uma sudah tidur.
Naya sudah merapikan barang-barangnya, lalu ia pergi melihat keluar
jendela untuk melihat pemandangan di mesir, tersenyum masih tak menyangka ia
bisa sampai juga di mesir, tempat kuliah impiannya.
Ini Adalah buah dari Ikhtiar ku
Do'a orang tua dan guru ku
Juga kehendak Allah yang mengatur
takdirku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar