Senin, 28 Agustus 2023

Aku dan Dunia Sampah


 

Aku dan Dunia Sampah

Azkiyatul Kamilah

 

 

Asrama Siti Khadijah Putri, 07.13 WIB

“ Huh nyebelin banget! Ngapain sih gue malah disuruh bersihin sampah kayak gini? “ gadis berhijab pink itu menggerutu kesal. Sebab apa? Sebab ia tiba tiba diperintahkan membersihkan sampah yang berserakan di wilayah asrama oleh salah seorang pengurus pusat. Terpaksa namun dengan hati yang ikhlas, ia pun melakukannya.

“ eh Cia.. semangat ya beresin sampahnya “ sapa Tifani tak lupa disertai ucapan penyemangat yang malah Cia rasa itu hanya ledekan semata. Stacia Audrey, tumbal beres beres sampah itu hanya berdehem malas.

Awalnya, ia ingin kabur saja dari perintah menyebalkan ini. Tapi membayangkan bagaimana menyeramkannya ustadzah Fara, Cia berpikir seribu kali untuk melakukannya. Ustadzah Fara ini terkenal galak. Satu hal yang Cia sesali, yaitu kenal dan dekat dengan beliau. Jadi apa apa selalu dilimpahkan kepada dirinya.

 “ Eh Cia ga boleh berpikiran gitu, galak galak juga beliau itu guru kamu lho “ bisik jin baik dari sebelah kanan. Kemudian jin jahat berucap “ tinggalkan saja pekerjaan menyebalkan ini! Apa kamu ga capek diperintah terus sama orang itu? “. Sejenak kata hati Cia condong ke bisikan jin jahat. Namun…

  Woy Ci, tumben amat kamu you beres beres, kesambet apa? “

“ disuruh ustadzah Fara “

“ ouh gitu, mulia sekali anda, ya udah sini aku bantuin “

Nah kan…jika melakukan hal yang baik, Insya Allah ada yang membantu. Jadi tidak usah malas ya. Cia agak bersyukur sedikit. Afira mengambil alih pengki lalu membantu temannya itu membereskan sampah ke tempatnya.

“ sumpah ya dari tadi gua kesel banget orang orang yang lewat bantuin kagak ngeledekin iya, awas aja tuh curut curut, kalo ketemu bakal gua penggal “ Cia melempar sapu lalu mengangkat tong sampah dibantu Afira untuk membuangnya.

Selepas itu mereka kembali ke asrama dan memutuskan untuk beristirahat saja karena ini adalah hari ahad.

Keduanya menggelar tikar dan mengambil bantal, lau berbaring. Sambil  sesekali menceloteh random tentang apa saja yang ada dipikiran.

TIba tiba Afira kepikiran sesuatu.

“ Eh ngomong ngomong kemarin gue ada baca satu novel seru banget asli! “ ucap Afira begitu antusias. Cia menoleh, sepertinya gadis ini tertarik.

“ Judulnya apaan? “

“ Sampah yang Malang “

Cia menoleh dengan tatapan anehnya.

“ seriusan fi? Ko ngakak sii? “

Kemudian tawa Cia pecah, sedangkan Afira mendelik kesal. Bombastic side eyes. Ia berdecak.

“ Serius lah, lo kalo mau pinjam boleh ntar abis gue “ kata Afira menawarkan. Awalnya Cia tidak tertarik sedikitpun, namun setelah melihat langsung wujud novel itu…bisa dicoba sepertinya.Novel dengan tebal  sekitar 200-an itu memiliki desain cover yang menarik dan memang sepertinya novel itu  menceritakan kisah para sampah. ‘ Lumayan menarik ‘ batin Cia menilai. Akhirnya ia mengangguk.

“ gue pinjem deh, by the way punya siapa nih? “

“ Punya Ares..xixi “ bisik Afira lalu tertawa meledek. Cia sekuat tenaga berusaha menahan saltingnya. Jelas ia gengsi.

“ Apaan si Fir! Gajelas lo “

MUhammad Althares adalah santri putra kelas dua tsanawi yang Cia sukai diam diam. Hanya ia dan Afira saja yang tahu. Sut ya jangan bilang siapa siapa. Ini rahasia negara. 

“ Seriusan, gue tanya ini punya siapa?! “ ups! Cia mulai emosi. Kalian harus tau betapa menyebalkannya Afira, apalagi dengan tampang konyol yang membuat semua orang pasti ingin mendeportasinya dari bumi.

“ Punya bu Faragos “ jawab Afira pada akhirnya. Cia hanya ber oh ria. Bu Faragos itu ustadzah Fara ya guys. Memang biadab Afira ini hobinya mengganti nama orang seenak jidat.

“ ko bisa dipinjemin? “

“ Bisa dong, pake jampe jampe “ tidak usah percaya dengan ucapan Afira, dia hanya bercanda.

Cia memandang langit langit kamar sembari mendengarkan celotehan manusia disampingnya yang entah berhenti kapan. Tak disengaja, Cia larut dalam mimpi yang panjang.

 

Tempat yang Asing

“ Huek…! Bau amat! “

“ Astagfirullah tempat apaan ini????? “

Kedua gadis itu menutup hidung. Sesekali mual karena bau busuk yang tercium.

“ Ci, coba liat ko aneh banget si tempat ini????? “

Cia mengedarkan pandangannya ke tempat yang hanya memiliki satu titik cahaya itu. Ia menerka nerka sebenarnya ia bersama Afira dimana sekarang?

Sret!

Langit langit terbuka dan…

“ AAAAARRRRRRGGGGHHHH!!!! “ keduanya memekik bersamaan. Afira meloncat memeluk sahabatnya. Mereka sama sama merinding, bingung dan jelas takut sekali. Kedua santriyah itu berada di…

“ TONG SAMPAH??!! “

Mana mungkin mereka ada di tong sampah. Lagipula tong sampah macam apa yang bisa dimasuki manusia dan tong sampah macam apa juga yang isinya hidup semua. Iya, semua sampah hidup, selain itu mereka memiliki mata, kaki, dan tangan. Craziest thing they’ve ever seen.

“ Ini maksudnya apaan sih? Gue ga ngerti sumpah ci, kenapa kita bisa ada di tempat aneh kek begini? Serem mana mereka pada hidup lagi! Ci sumpah ya gue takut banget  asli ci- “

“ Berisik fir! Mereka nengok! “

Cia juga panik, ditambah lagi tatapan aneh para sampah hidup yang menyorot mereka. Uh mengerikan.

Pelukan Afira semakin erat. Apalagi setelah para sampah hidup berjalan ke arah mereka. Cia bergumam dalam hati ditengah ketakutannya ini.

‘ Ya Allah ku pasrahkan diriku sepenuhnya pada saat ini kepada penguasa langit dan bumi karna ku ikhlas ya Allah… aku ikhlas ‘

Tap!

Afira menoleh dan…

“ YA ALLAH ASTAGFIRULLAH MASYA ALLAH!!” teriak gadis itu begitu kencang.

Sampai sampai Cia menimpuk kepalanya gemas.

“ Ga boleh berisik fir, harus sopan sama tuan rumah “ bisik Cia. Afira pun mengangguk patuh. Mereka melirik takut takut kepada para sampah  hidup.

Sampah kulit pisang menyapa.

“ Hai manusia “ ia mengulurkan tangannya mengajak berkenalan. Namun sepertinya Afira enggan membalas uluran tangan itu.

“ You’re so dirty “ kata Afira, Cia yang mendengarnya langsung mencubit pinggang sang sahabat karena telah berperilaku  tidak sopan kepada tuan rumah. Cia  menjabat tangan kulit pisang.

“ kenalin aku kulit pisang “ katanya memperkenalkan.

“ Iya tau kok, gue Cia dan dia Afira sahabat gue “

Kulit pisang tersenyum lalu memperkenalkan teman temannya.

“ Penghuni disini banyak, salah satunya ada mereka “ kata Kulit Pisang. Ada kaleng soft drink, bungkus snack, kardus hingga kulit pete pun ada. Afira menarik narik lengan Cia mengajaknya untuk pulang saja.

“ Jangan buru buru lah fir, mending kita sama mereka dulu,lagian mau pulang lewat mana coba? “

“ Pulang aja ci, gue jadi gatel gatel diem disini, lo juga emang ga takut budug-an lagi? Entar Ares gabakal suka sama lo “ bujuk Afira dengan segala cara. Pokoknya ia tidak mau berada ditempat kotor seperti ini. Cia tak menggubris, ia malah menarik Afira untuk ikut dengan kulit pisang.

 

 

Trash Room

Bau yang menyengat dan penampakan yang menjijikan adalah hal pertama yang Cia dapati saat memasuki ruangan penuh sampah ini. Kalian ingin tahu bagaimana     keadaan Afira? Sekeras kerasnya dia menolak, pasti ikut juga. Daripada sendirian mending ikut ya kan.

“ Kami adalah para sampah yang dulu dibuang sembarangan, lalu dikumpulkan oleh seorang pemulung dan disatukan disini “

Cia mengangguk ngangguk mendengar penjelasan si Kulit pisang. Sungguh malang sekali mereka, dibuang sembarangan.

“ Ci itu bukannya  tas ransel si aa aa vario hedon ya? Yang kata kita lucu itu loh “ bisik Afira heboh sembari menunjuk nunjuk sebuah tas ransel legendaris milik kakak kakak SMA yang sering lewat ke pesantren.

Nampaknya si Kulit pisang mendengar, ia pun tertawa terbahak bahak.

“ Sepertinya iya, soalnya kemarin yang membuang tas itu adalah seorang pemuda bermotor “ kata Kulit pisang.

“ Dibuang gara gara apa yaa?, padahal dulu waktu kita tanya katanya itu tas berharga banget dan gabakal dikemana manain “ Jelas Afira bingung, karena tas itu memang sudah menjadi ciri khas si kakak SMA.

“ itu juga ga dikemana manain, cuma dibuang “ jawab Cia asal.
“ ih Ci! Bisa serius ga si??? “

“ Kemarin dengar dengar katanya di jadikan tempat berak sama kucing kesayangan “ Kulit pisang memberitahu apa yang ia dengar kemarin dari percakapan si pemilik tas dan tukang sampah.

“ Eh si aa vario punya kucing kesayangan, wah ini di luar prediksi BMKG “ Afira heboh sendiri.

“ Itulah bukti nyata bahwa yang katanya berhargapun pada saatnya akan terbuang “

Kata Kulit pisang. Cia tertegun, kasihan sekali tas ransel itu.

“ kami juga adalah benda benda terbuang, dan menyebalkannya, kami dibuang sembarangan mereka tidak tahu saja kami ini membawa bakteri dan penyakit.” Kulit pisang berdecih. Sepertinya ia begitu dendam pada manusia yang membuangnya sembarangan.

Sedangkan dalam hati Cia merasa tidak menyesal telah membereskan sampah tadi.

“ Kul tau ga Kul! Si Cia nih kalo disuruh beresin sampah suka ga mau, sekalinya mau pasti sambil ngamuk ngamuk “ adu Afira pada Kulit pisang.

Kulit pisang hanya menggeleng geleng sembari menghembuskan nafas.

“ Lain kali harus mau dan ikhlas ya Cia “ nasihat Kulit pisang, Cia hanya mengangguk patuh.

“ untung gue bantuin Kul, hebatkan gue? “ Afira bangga.

Kulit pisang kembali  menggeleng. Heran sekali dengan sikap anak muda yang aneh ini. Lalu dia berkata lagi.

“ kamu harus tahu diri dengan kebaikan orang lain dan tidak sombong dengan kebaikan diri sendiri, maka itulah orang hebat yang sebenarnya “ nasihat Kulit pisang lagi. Sejenak Afira dan Cia kagum dengan makhluk satu ini. Kulit pisang yang bijaksana.

“ iya om kulit “ jawab Afira patuh. Hampir dua jam ketiganya berkeliling dan bercerita banyak hal. Ada banyak pelajaran yang Cia dapat dari Kulit  pisang.

“ intinya kami segenap keluarga besar sampah hanya ingin mengatakan, buanglah kami pada tempatnya “ pesan Kulit pisang sebelum Cia dan Afira kembali kedunia sebelumnya.

 

Asrama 09.01

“ Cia bangun woy, filmnya udah mau mulai nih “

Cia mengerjap, mengucek matanya menetralkan pandangan. Ia menguap lalu bangkit. Ternyata Tifani yang membangunkannya. Sedangkan Afira sudah bangun dari tadi.

“ Judul filmnya Elemental, pokoknya lo harus nonton cepetan, sekarang ke kamar mandi gue tunggu di pintu depan “ kata Tifani. Cia hanya mengangguk, kemudian melangkah ke kamar mandi. Di pertigaan ia melihat tempat sampah yang kini bersih dan sampahnya tidak berserakan seperti kemarin.

Cia tersenyum, ia bertekad mulai sekarang akan menjaga kebersihan pondok, seperti membuang sampah pada tempatnya.

“ Bismillahirrohmanirrohim, Kul gue bakal tepati janji gue “ batinnya. Sekarang Cia sadar bahwa kebersihan pondok adalah tanggung jawab mereka semua, bukan hanya bagian piket saja. Tapi yang piket juga harus sadar diri. Ia juga tidak akan menolak lagi jika disuruh ustadzah Fara membersihkan sampah, ia akan ikhlas. Karena bersihnya lingkungan akan membawa kenyamanan bagi kita semua, dan kotornya lingkungan juga akan membawa musibah bagi kita semua juga.

“ Mulai sekarang ga boleh ada sampah berserakan di radar penglihatan gue!!! “

 

Thanks:}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar