Mesjid Al-Ijabah: CPH Part 3
Penulis : Irfan Soleh
Hari ini seperti biasa saya
‘mengejar arba’in’ ke mesjid dan alhamdulillah bisa sempat ke raudoh lagi.
Mengenai permasalahan shalat arba’in dengan segala perdebatannya juga mengenai
Raudhah insya Allah nanti akan diceritakan dan di bahas pada catatan perjalanan
haji part selanjutnya. Usai berdesak-desakan di Raudhah sampai ke Maqam Nabi
saya ketemu ipung dan a darif. Ketika saya tanya mau kemana mereka menjawab ke
Mesjid Ijabah. Saya pun penasaran akhirnya ikutlah dengan mereka berdu’a.
Alhamdulillah ternyata tidak terlalu jauh dari Mesjid Nabawi.
Alhamdulillah ternyata tidak terlalu jauh dari Mesjid Nabawi. Lucunya ketika sampai di depan mesjid kita agak ragu, bener gak ini mesjid ijabah soalnya gak ada papan nama nya. Kalau mesjid di indonesia kan biasanya ada nama terpampang besar di depan mesjid nya kalau di mesjid ini gak ada atau tepatnya gak ketemu. Saya sama a Darif coba lihat ke semua sisi tapi tetap gak ketemu akhirnya kita terbantu oleh sebuah toko yang ada nama ijabah nya barulah kita merasa yakin ini mesjidnya. Oke Pada bagian ini insya Allah akan diceritakan sedikit mengenai seluk beluk mesjid ijabah.
Masjid Al Ijabah berada sekitar 385 meter sebelah utara pemakanam Baqi, atau sekitar 580 meter dari Masjid Nabawi. Masjid ini dipugar oleh Raja Fahd bin Abdul Azis pada 1418 H/1977. Luas masjid ini sekitar 1.000 meter persegi, beratap, dan pada bagian depan masjid terdapat kubah setinggi 13,7 meter, dilengkapi menara setinggi 33,75 meter.
Dahulu masjid ini bernama Bani Mu'awiyah karena berada di perkampungan kaum Anshar, bani Mu'awiyah bin Malik bin Rauf. Masjid itu diberi nama Ijabah. Ijabah, karena dahulu kala di masjid itu nabi pernah berdoa terkait nasib umat. Dua doa nabi dikabulkan, namun ada satu doa ditolak Allah SWT. Menurut riwayat lainnya, satu doa nabi itu bukan ditolak melainkan ditunda Allah SWT.
Menurut Imam Muslim meriwayatkan dari Amir ibn Sa’ad dari bapaknya : bahwa suatu hari Rasulullah SAW dating dari gunung dan ketika melewati masjid Bani Mu’awiyah, beliau masuk masjid dan shalat dua rakaat, dan kami shalat bersamanya. Rasulullah SAW berdoa panjang, lalu menghadap kami sambil berkata : “Aku telah mohon kepada Allah SWT tiga hal; ia mengabulkan yang dua dan menolak yang satu. Aku mohon kepada Allah SWt agar tidak membinasakan umatku dengan kekeringan dan kelaparan, Allah SWt pun mengabulkannya. Dan aku mohon agar Allah SWt tidak membinasakan umatku dengan menenggelamkannya, Allah SWT pun mngabulkannya. Dan aku mohon agar tidak ada fitnah dan perbedaan diantara mereka, (tetapi) Allah SWT tidak mengabulkannya.” (Shahih Muslim).
Setelah melihat hadis tersebut, mesjid ini bisa dikatakan sebagai saksi cinta nabi pada umatnya karena beliau selalu menginginkan yang terbaik buat umatnya. Bisa juga dari semenjak awal Nabi sudah meramalkan memang nantinya akan banyak sekali perbedaan dalam umatnya tapi yang jelas islam sudah mengajarkan bagaimana cara menyikapi hal tersebut. Mudah-mudahan setelah berkunjung ke mesjid ini, saya dan kita semua makin cinta sama Nabi Muhammad SAW dengan bersaha semampunya mengamalkan apa yang beliau ajarkan.
Catatan Perjalanan Haji Part 3
4 oktober 2011 Mesjid al-Ijabah
4 oktober 2011 Mesjid al-Ijabah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar