Ragam Metode Pembelajaran Ilmu Shorof
Penulis : Irfan Soleh
Pada acara Tasyakur Milad Pesantren Raudhatul Irfan yang ke 6 ditahun 2023 ini, kami akan me-lounching dua buku yaitu Catatan Ekonomi dan Pendidikan Pengasuh Pesantren Raudhatul Irfan dan Shorfiyah Metode Irfani. Ulasan mengenai buku pertama telah saya paparkan pada artikel Live Travel Writer, dan tulisan ini akan membahas buku yang kedua. Sebelumnya kita akan membahas terlebih dahulu kitab Shorfiyah, Metode praktis memahami shorof dan i'lal, yang biasa dipakai pada metode amtsilati karya KH Taufiqul Hakim dan juga terobosan pengajaran shorof pada metode Al Bidayah karya Dr. Abdul Haris, M.Ag, setelah itu baru kita bahas Shorfiyah Metode Irfani. Apa yang dimaksud dengan Shorfiyah metode Amtsilati, Shorof Metode Al Bidayah dan Shorof Metode Irfani? Yuk kita bahas secara singkat
KH Taufiqul Hakim pada muqaddimah kitab Shorfiyah Metode Amtsilati menuliskan bahwa Shorfiyah merupakan pendamping Amtsilati yang target utama nya adalah mengetahui perubahan kata baik lughowi maupun isthilahi dimana lughowi untuk mengetahui jumlah dan jenis pelakunya, sedangkan istilahi untuk mengetahui bentuk-bentuk lain yang sering digunakan. Romo KH Taufiqul Hakim melanjutkan pemaparannya bahwa shorfiyah digunakan mulai jilid 4 metode amtsilati yang dijadikan tabel, bila menemui kata yang sulit, dengan mengqiyaskan kata-kata yang sejenis. Kemudian Shorfiyah metode Amtsilati ini memulai dengan pemaparan 9 istilah bina yaitu shohih, mitsal, ajwaf, naqish, mahmuz, mudho'af, lafif maqrun dan lafif mafruq secara singkat namun padat beserta satu atau dua contohnya. Pembahasan Shorfiyah metode amtsilati dilanjutkan dengan cara membaca i'lal, contohnya shona asalnya showana, wawu hidup diganti alif, karena sebelumnya fathah menjadi shona.
Kemudian menjelaskan 17 kaidah i'lal dimulai dengan pengertian kemudian masing-masing diberi contoh. Misalnya kaidah no satu yaitu wawu atau ya hidup sebelumnya fathah diganti alif contohnya qola asalanya qowala dan ba'a asalnya baya'a. Sebelum masuk pada tabel tasrif lughowi dan tasrif ishtilahi, ada petunjuk bagaimana cara membacanya yaitu Pertama, bacalah mulai madhi sampai isim alat saja (madhi majhul, mudhore majhul dan mudhore tambah nun taukid tidak harus dibaca) dan Kedua, bacalah tasrif lughowi dari madhi, mudhore, amar dan nahyi saja, sedangkan tasrif lughowi isim fail dan isim maful tidak harus dibaca. Selanjutnya dari halaman 3 sampai halaman 66, semuanya berisi tabel tasrif lughowi dan tasrif istilahi. Berdasarkan daftar isinya, terdapat 64 tasrif lughowi dan istilahi dari mulai perubahan madhi ke bentuk lain dari 3 huruf asli yang hurufnya shohih sampai perubahan madhi ke bentuk lain dari 6 huruf yang fa dan lam fi'ilnya huruf illat (lafif mafruq)
Pembelajaran shorof metode Al Bidayah menurut Dr. KH. Abdul Harits, M.Ag, dimulai dengan mindset bahwa mentashrif fi'il baik lughowi maupun ishtilahi dipandang sebagai sebuah keterampilan bukan murni kemampuan sehingga frekwensi 'latihan' merupakan kata kunci untuk bisa terampil dalam mentashrif. Mushonif Metode Al Bidayah secara umum menjelaskan bahwa 'tabel contoh' dibagi menjadi dua yaitu Pertama, tabel ta'wid yang disediakan untuk dibaca bersama-sama setiap kali akan memulai pelajaran, target nya dengan pembiasaan membaca tabel tersebut tidak terasa menjadi hafal. Kedua, tabel tadrib yang disediakan untuk latihan. Pada metode ini terdapat 5 tabel ta'wid dan 6 tabel tadrib. Tabel ta'wid berisi fi'il-fi'il yang mewakili semua bina. fi'il yang terdapat pada tabel ta'wid inilah yang pada akhirnya dijadikan sebagai wazan.
Keterampilan mentashrif fi'il ishtilahi pada metode al Bidayah hanya diorientasikan dan dan difokuskan pada tashrif fi'il mazid karena fi'il mazid sifatnya qiyasi ketika peserta didik hafal satu contoh, maka ia akan mampu mengembangkan dan menghafal contoh yang lain yang se-wazan dan se-bina. Tabel Tadrib untuk tashrif lughowi diarahkan pada perubahan lafadz dan arti fi'il ketika digabungkan dengan dhomir-dhomir yang ada, baik mutakallim, mukhotob atau ghaib. Kemudian tabel tadrib untuk tashrif ishtilahi dibagi dua yaitu Pertama, latihan mentashrif fi'il pada tabel tadrib 5. Kolom yang terdapat dalam latihan mentashrif dibagi menjadi dua yaitu kolom al waznu yang biasa dibaca bersama setiap kali akan memulai pelajaran dan kolom al mawzun yang akan dilatihkan kepada peserta didik. Kedua, latihan mengenal shighat pada tabel tadrib 6. Tabel latihan diisi dengan berbagai shigat dari berbagai wazan dan bina yang beraneka ragam.
Kedua metode diatas yaitu metode amtsilati dan metode al bidayah lebih menekankan pada praktek mentashrif baik lughowi maupun isthilahi, Metode Irfani berupaya menyeimbangkannya dari sisi teorinya dari kitab yang biasa dikaji di pondok pesantren di Indonesia yaitu Kitab Sharaf Matan Kaelani (tashrif al izzi) karya Syekh `Izzuddin Abul Ma'ali `Abdul Wahhab bin Ibrahim Az-Zanjani dan Nadzmul Maqshud karya Syaikh Ahmad bin Abdurrahim at Thahthawi, Kemudian dari sisi tabel prakteknya dari amtsilah tashrifiyah karya KH Muhammad Ma'shum bin Ali. Penggabungan ini agar para santri khususnya di Pesantren Raudhatul Irfan bisa mengetahui teori setelah mereka menghafal shorof metode amtsilati. Supaya teorinya mudah dihafal ditambahkan lah nazdom dari Kitab Nadzmul Maqshud di setiap pembahasan matan kaelani nya
Selain penggabungan Tashrif al Izzi, Nadzmul Maqshud dan amtsilah tasrifiyah, pada Shorfiyah metode Irfani seperti biasa kami terjemahkan tidak hanya terjemah bahasa sunda dan indonesia namun juga bahasa inggris, kami juga melengkapinya dengan skema atau kami istilahkan mind mapping agar mudah difahami oleh para santri. Semua poin diatas disajikan dalam satu kitab yang kami namakan sebagai shorfiyah metode Irfani, harapannya agar para santri tidak hanya memahami teori kitab dasar ilmu shorof, mudah menghafalkannya karna ada bait syairnya, namun juga proses pembiasaan dan latihan pun bisa di dapatkan karena saya sepakat dengan mushonif metode al bidayah bahwa ilmu shorof itu perlu proses pembiasaan dengan sering dibaca contoh dan latihan karena ia terkategori keterampilan
Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, 17 Februari 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar