Tafsir Jalalain merupakan salah satu tafsir yang banyak dikaji di berbagai Pesantren di Indonesia. Di Miftahul Huda, Tafsir Jalalain dikaji setiap hari oleh semua santri juga menjadi salah satu kitab yang dikaji mingguan oleh para alumni. Hari ini saya berkesempatan mengikuti khataman Tafsir Jalalain hanca kemisan setelah puluhan tahun dikaji bahkan menurut informasi dari KH Nurkholis dari awal berdiri Miftahul Huda Manonjaya dan baru khatam hari ini kamis 12 Januari 2023. Kenapa Tafsir Jalalain banyak dikaji di Indonesia? Bagaimana metodologi pengajaran Tafsir Jalalain di Miftahul Huda Manonjaya?
Pengarang Tafsir Jalalain adalah Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin al-Suyuthi. Al-Mahalli yang hidup sekitar 791/1389-864/1459 adalah guru al-Suyuthi (849/1445-911/1505. Al Mahalli menulis mulai dari surah al-Kahfi sampai al-Naas kemudian dilanjutkan muridnya yaitu As Suyuti dari Al Baqarah sampai al Kahfi. Tafsir Jalalain banyak diminati masyarakat Indonesia karena ringkas, mudah difahami, menghindari perbedaan pendapat dengan mencantumkan pendapat yang kuat, dan yang paling penting adanya kesamaan ideologi ahlusunnah wal jama'ah
Selepas Khataman Tafsir Jalalain Hanca Kemisan di Miftahul Huda, kami dijamu sarapan dan kebetulan saya berbincang dengan KH Ece Zaenudin. Beliau memaparkan bahwa Metodologi Pengajaran Tafsir Jalalain yang dipakai di Miftahul Huda yaitu Pertama, Pengajar menterjemahkan ke dalam bahasa sunda ayatnya kata per kata. Kedua, Murid atau santri membaca terjemah sunda ayat tersebut dan Pengajar atau guru menterjemahkan kedalam bahasa sunda tafsir jalalainnya. Ketiga diterjemahkan masih dalam bahasa sunda secara umum dan keempat baru dijelaskan dimana penjelasannya ada yang memakai bahasa sunda ada juga yang campur dengan bahasa Indonesia
Kalau dihitung dari mulai berdirinya Miftahul Huda tahun 1967, berarti pengajian Tafsir Jalalain Hanca Kemisan ini sudah berjalan 56 tahun. Berarti Pengajian ini sudah dimulai sejak Periode KH Khoer Affandi, dilanjutkan KH Khoer dan saat ini oleh KH Ijang. Menurut KH Dodo Perbedaan pendekatan ketiga pengampu Tafsir Jalalain Hanca Kemisan tersebut adalah di zaman Uwa ajengan KH Khoer Affandi selain pendekatan riwayat diroyat juga ada pendekatan isyarat, Dimasa KH Khoeruman Azam Lebih dirayat juga riwayat dan dimasa KH Ijang Aristatolisi cenderung dominannya pendekatan dirayat
Terakhir sumber sekunder yang sering dipakai oleh pengampu Tafsir Jalalain Hanca Kemisan yaitu Al-Futuhat al-Ilahiyah bi Taudhihil Jalalain lil Daqaiq al-Khafiyah” (الفتوحات الالهية بتوضيح الجلالين للدقائق الخفية) karya Abu Dawud Sulaiman bin Umar bin Manshur al-Ajiily al Azhary al-Jamal (w 1204 H). Dalam kitabnya beliau membahas kajian i’rab, sharaf, qiraat, pendapat-pendapat mufassir dengan disertai dalil dari hadis, pendapat sahabat, pendapat tabiin. Tafsir-tafsir lainnya yang juga dijadikan Sumber sekunder adalah Tafsir Ibnu Katsir dan tafsir-tafsir lainnya. Sebenarnya masih banyak yang bisa kita elaborasi misalnya contoh-contoh penafsiran KH Khoer Affandi apalagi tafsir isyari nya. Mudah-mudahan bisa kita tuliskan pada kesempatan lain...
Pesantren Miftahul Huda Manonjaya, Kamis 12 Januari 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar