Fiqih Study Tour
Penulis : Irfan Soleh
Malam ini Rabu 21 Desember 2022, Sebagian santri Pesantren Raudhatul Irfan dan siswa siswi SMPIT SMAIT Irfani QBS akan berangkat melaksanakan Rihlah Ilmiah atau Study Tour ke Yogyakarta. Rihlah Ilmiah tentunya harus banyak nilai edukasi daripada rekreasinya sehingga sejak awal kami menganjurkan para peserta untuk membawa catatan dan menuliskan pengalaman bentuk pembelajaran diluar kelas. Study Tour juga bisa menjadi sarana mempraktekan ilmu fiqih yang mereka pelajari di kitab kuning. Ilmu Fiqih apa saja yang berhubungan dengan Study Tour?
Rihlah Ilmiah harus diawali dengan niat yang benar. Kalimah Toyyibah yang diajarkan KH Khoer Affandi harus dibaca dan betul-betul difahami maknanya. Lisan mengucapkan Lailaha illallah La Maujuda, La Ma'buda, La Mathluba, La Maqshuda Illallah, dalam hati kita harus meyakini bisa berangkat study tour karena dibisa kan oleh Allah SWT, study tour kita niatkan untuk beribadah kepada Allah SWT, Study Tour merupakan mencari ilmu dan itu diperintahkan oleh Allah SWT, study tour kita niatkan untuk mencari ridho Allah SWT. Para santri juga bisa mengamalkan do'a hendak bepergian, do'a saat naik kendaraan dan do'a-do'a lainnya yang sudah mereka pelajari.
Jarak dari Ciamis ke Yogyakarta menurut google 287,3 km itu berarti lebih dari 16 Farsakh. 16 Farsakh itu sama dengan 48 mil atau setara dengan 76,80 km. Karena perjalanan study tournya melebihi 16 farsakh atau dua marhalah maka para santri bisa mempraktekan ilmu fiqih terkait jama dan Qoshor. Dalam Kitab Safinah metode irfani dijelaskan mengenai 4 syarat jama taqdim yaitu di mulai dari shalat pertama, niat jamak, muwalah (tanpa diselingi/ditunda) diantara keduanya dan adanya udzur. Sedangkan syarat Jamak ta'khir ada 2 yaitu niat jamak ta'khir diwaktu shalat pertama yang kira-kira cukup mengerjakannya dan adanya udzur hingga sempurna waktu kedua.
Syarat Qoshor (meringkas shalat) menurut Kitab Safinah ada 7 yaitu jarak safar minimal 2 marhalah, safarnya mubah, mengetahui diperbolehkannya qoshor, niat qoshor saat takbirotul ihrom, shalatnya jenis shalat 4 rakaat, dalam keadaan safar hingga sempurna, dan tidak menjadi makmum bagi imam sempurna meski sebagian raka'at saja. Sedangkan menurut kitab Matan Taqrib syarat Qoshor ada 5 yaitu keadaan bepergiannya bukan dalam keadaan maksiat, perjalanannya ukuran 16 Farsakh, keadaan orang itu menunaikan shalat yang empat-empat raka'at, berniat qoshor ketika takbirotul ihrom dan ia tidak bermakmum pada orang yang mukim. Dalil Al Qur'an terkait Qoshor ada dalam QS An-Nisa ayat 101
Perjalanan study tour kali ini pun bisa saja mempraktekan tayammum seandainya tidak mendapati air untuk berwudhu sebagaimana yang tercantum dalam QS al Maidah ayat 6. Pengamalan ayat ini dibantu dengan Kitab Fiqih melalui syarat dan rukun tayammum. Menurut Kitab Safinah Syarat Tayamum ada 10 yaitu dengan debu, debunya suci, tidak debu musta'mal (sudah digunakan), tidak bercampur gandum atau semacamnya dan sengaja tayammum. Fardhu atau rukun tayammum ada 5 yaitu memindahkan tanah atau debu, niat, mengusap wajah, mengusap tangan hingga siku-siku dan tertib dalam mengusap.
Abu Bakar Al-Hishni di dalam kitabnya Kifâyatul Akhyâr menuliskan bahwa Diperbolehkan bagi seorang yang sedang melakukan perjalanan baik berkendara atau berjalan kaki untuk melakukan shalat sunah dengan menghadap ke arah tempat tujuannya. Pendapat ini berdasarkan sebuah hadits berikut ini; “Dari Jabir bin Abdillah radliyallâhu ‘anhu bahwa Rasulullah SAW shalat di atas kendaraannya menghadap kemana pun kendaraannya itu menghadap. Namun bila beliau hendak shalat fardhu, maka beliau turun dan shalat menghadap kiblat.” (HR. Bukhari).
Lantas bagaimana dengan Shalat Fardhu? Masih berdasarkan hadits di atas, bahwa shalat wajib tidak bisa dilakukan di atas kendaraan kecuali bila dilakukan secara sempurna sebagaimana mestinya shalat itu dilakukan. Kalau seandainya betul-betul tidak bisa melaksanakan shalat fardhu secara sempurna bisa dengan melaksanakan shalat sunnat lihurmatil waqti. Masih banyak ilmu fiqih lainnya yang bisa di praktekan ketika melaksanakan perjalanan study tour, intinya rihlah ilmiah ini bisa menjadi sarana mempraktekan ilmu yang sudah mereka pelajari dipesantren.
Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, 21 Desember 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar