Sabtu, 24 Desember 2022


6 Langkah Cepat Membaca Kitab Kuning ; 
Legacy KH Ahmad Farhani

Penulis : Irfan Soleh


Mendengar kabar duka meninggalnya KH Ahmad Farhani membuat saya teringat akan kebaikan-kebaikan yang beliau lakukan selama hidupnya. Beliau sebagai Kasi PD Pontren kemenag Ciamis sangat dekat dengan berbagai kalangan Civitas Pesantren. Kami sama-sama aktif di Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) NU Ciamis. Kami sering berdiskusi mengenai bagaimana caranya memajukan dan menyatukan pesantren yang beragam corak dan afiliasi organisasinya. Beliau sangat mendukung pengembangan ekonomi pesantren dan juga ciri khas pesantren dengan kitab kuningnya. Salah satu buktinya dan merupakan legacy beliau adalah buku Sirojul Mubtadiin. Apa keunikan buku tersebut?

Buku Sirojul Mubtadiin; Buku Pengantar mudah belajar kitab kuning yang beliau sebut sebagai 6 langkah cepat membaca kitab kuning merupakan warisan yang sangat berharga yang beliau tinggalkan bagi civitas pesantren. Saya mendapatkan buku tersebut ketika bersilaturahmi ke rumah beliau. Ciri Khas buku Sirojul Mubtadiin adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh pemula pembaca kitab kuning. langkah-langkah yang beliau susun terinspirasi dari definisi Syekh Fuad Nu'mah dalam Mulakhos Qawa'id al-Lughoh al Arabiyah tentang definisi Nahwu

Mari kita uraikan 6 langkah yang beliau maksudkan dalam Buku Sirojul Mubtadi'in yang beliau paparkan dalam prakata juga awal pembahasannya. Pertama, fahami terlebih dahulu kata-kata baik dari kamus atau google translate disertai bimbingan para ustadz atau guru sehingga mengetahui mana kata benda, mana kata kerja atau huruf. Kedua, setelah kata-kata tersusun fokuskan mencari mencari satu kalimat (jumlah) dengan menandai titik pada setiap kalimat sehingga kita bisa menentukan kedudukan kata perkata setelah memahami jenis kalimata atau jenis jumlah nya. Ketiga, fahami ketentuan i'rab 

Kemudian keempat, fahami jenis-jenis kata benda dan kata kerja. Kelima, hubungkan jenis kata sebagaimana pada langkah pada langkah keempat dengan ketentuan i'rabnya sebagaimana langkah ketiga. Keenam, setelah mengetahui jenis kata dan ketentuan i'rab nya selanjutnya menentukan tanda ('alamat al-i'rab nya). Kalau kita ringkaskan keenam langkah diatas adalah sebagai berikut; Pahami arti, fahami jumlah (struktur kalimat), hafalkan kelompok hukum i'rab setiap kata, kenali bentuk isim dan fiil, hubungkan bentuk isim dan i'rab nya dan terakhir simpulkan dengan membubuhi tanda i'rabnya

Terdapat 8 bab yang dibahas KH Ahmad Farhani dalam buku beliau dimulai dari memahami tarkib isnadi (mengenal jumlah ismiyah dan fi'liyah), mengenal bentuk kata benda dan kata kerja mu'rab, memahami kedudukan kata i'rab dan tanda i'rab bagi isim, pengembangan susunan mubtada khabar, mengenal perubahan fi'il, contoh-contoh tanda i'rab kata benda dalam berbagai kedudukan, proses analisis kata yang tersusun dalam kalimat dan latihan-latihan. Buku Sirojul Mubtadiin juga dilengkapi dengan kamus tematik untuk latihan menyusun kalimat

Kami di Pesantren Raudhatul Irfan cukup concern dengan metode-metode pembelajaran termasuk ketika mendapatkan buku Sirojul Mubtadiin dari KH Ahmad Farhani menurut kami sangat luar biasa karena menambah khazanah metodologi pembelajaran Nahwu. Metode KH Ahmad Farhani melengkapi metode-metode yang sudah ada seperti misalnya Metode Amtsilati yang sudah kami terapkan dan juga metode al Bidayah. Ketiga metode tersebut tetap bermuara pada 3 tahap yang harus dikuasai yaitu Qowaid, Mufradat dan Tathbiq. 

Keunikan dari buku Sirojul Mubtadiin justru menempatkan Mufradat di awal yaitu di langkah pertama sementara metode yang lain menempatkan Qowaid terlebih dahulu baru kemudian Mufradat atau memahami arti kata nya. Mudah-mudahan kedepan kita buat tulisan khusus mengenai perbandingan beragam metode pembelajaran ilmu Nahwu, namun yang pasti metode-metode tersebut lahir untuk memudahkan dan semuanya tidak terlepas dari karya-karya para ulama yang banyak di kaji di pesantren-pesantren yaitu Kitab Jurumiyah, Imrithi dan juga tentunya kitab Alfiyah Ibnu Malik


Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, 25 Desember 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar