Kamis, 23 Juni 2022

IGraDa dan Tari Kilau Budaya Nusantara


IGraDa dan Tari Kilau Budaya Nusantara

Penulis : Irfan Soleh

Irfani Graduation Day ( IGraDa) tinggal 2 lagi hari lagi yaitu 26 Juni 2022. Kemarin saya melihat persiapan peserta didik dan ada yang tidak biasa ketika melihat opening ceremony nya. Apa yang beda? Ada beragam tarian Nusantara yang akan menyambut para wisudawan yaitu Tari Pajajaran yang diracik dengan Tari Badaya menjadi Tari Mapag Panganten, Tari Pendet Bali, Tari Blantek Betawi dan Tari Kreasi Kurpa. Beragam Tarian tersebut kami namakan sebagai The Luster of Archipelago Culture atau Kilau Budaya Nusantara. Project ini adalah kolaborasi berbagai mata pelajaran yaitu Seni Budaya, Prakarya, Bahasa Sunda, Sejarah dan Bahasa Indonesia. Peserta Didik tidak hanya diajarkan tariannya tetapi juga sejarahnya, Mau tau sekilas sejarah tarian-tarian yang akan dibawakan oleh 22 orang siswa pada acara mapag wisudawan?

Menurut Artikel Ni Made Suhertini dalam Jurnal Ilmiah Seni Makalang Vol. 2 No.2 Desember 2 ISBI Bandung Tari Badaya merupakan tari wayang putri yang berkarakter ladak dan bisa ditarikan secara tunggal maupun secara kelompok. Tari ini merupakan tarian yang tidak mengungkapkan tokoh tertentu, namun merupakan salah satu jabatan dalam cerita pewayangan yaitu abdi keraton yang tugasnya menari menghibur raja dan juga sering dikaitkan dengan pertunjukan Wayang Wong Priyangan, yang penampilannya berfungsi sebagai pembuka pertunjukan. Tari Badaya ini kemudian di racik dengan Tari Pajajaran menjadi Tarian Mapag Panganten khas masyarakat sunda. Tarian Mapag Panganten dijadikan Tarian Mapag Wisudawan dan tamu undangan sebagai lambang budaya sunda yang "Someah Hade ka Semah" (ramah kepada tamu).

Kemudian yang kedua ada Tari Pendet Bali. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Namun Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang", sedangkan Tari Blantek itu berasal dari Betawi. Nama blantek diambil dari suara musik pengiring yang selalu berbunyi “blang blang tek tek”. Menurut Ensiklopedi Jakarta: Culture & Heritage Volume 3, Tari blantek (ronggeng blantek), diangkat dari pertunjukan teater Belanda, yaitu topeng blantek, di mana dalam memulai suatu pertunjukan, sebagai pembukaan, diawali dengan sebuah pertunjukan tari (ronggeng blantek). Meskipun sekolah kami di Jawa Barat namun para siswa datang dari berbagai daerah sehingga sengaja kami menampilkan tarian bali dan betawi agar peserta didik mengenal ragam budaya daerah Nusantara.

Terakhir ada Tari Kurpa atau Syukur Pesona Alam. Tarian ini cukup bersejarah bagi siswi Smpit Irfani Qbs karena pertama kali ikut lomba tari pada ajang olah raga dan seni sekabupaten Ciamis. Tarian Kurpa inilah yang memancing minat dan bakat siswa pada beragam tarian daerah yang ada di Nusantara.  Banyak hikmah yang didapatkan dari Projek ini yaitu kami bisa mengimplementasikan Project Based Learning yang bisa kita katakan sebagai inti dari kurikulum merdeka, kemudian   kolaborasi antar mata pelajaran membuat siswa bersemangat mengikutinya dan beragam mamfaat yang di dapat, implementasi kolaborsi itu sendiri sudah merupakan ilmu yang luar biasa bermanfaat bagi siswa. Terakhir kita harus mengenalkan keragaman budaya Nusantara agar kita bisa mengamalkan Toleransi karena Indonesia itu beragam suku dan budaya. Kerukunan bisa menjadi jembatan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, Semoga...Amin...


Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, 24 Juni 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar