Level 'Pembacaan' Al Qur'an
Penulis : Irfan Soleh
Al Qur'an memiliki makna yang berlapis-lapis. Semakin tinggi kekuatan batin seseorang semakin kuat menangkap makna lapis dalam Al Qur'an. Kalangan ulama tafsir isyari menghubungkan level pembacaan atau pemahaman al Qur'an tersebut dengan instruksi malaikat jibril yang menyampaikan ayat pertama al Quran dengan berulang kali menyebut kata Iqra. Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA didalam bukunya yang berjudul memahami Al Qur'an di masa Post-Truth membahas secara khusus mengenai rahasia pengulangan kata iqra dan ini bisa menjadi entry point untuk memahami Kalamulloh. Tulisan ini merupakan ringkasan 4 level iqra tersebut dan mari kita renungkan di level manakah pembacaan Qur'an kita?
Iqra level pertama diartikan sebagai membaca fisik al Qur'an yang terdiri atas kumpulan huruf-huruf Hijaiyah. Iqra pertama penekanannya masih lebih kepada kesadaran sensorial yaitu membaca huruf demi huruf dan kata demi kata al Qur'an. Iqra pertama disebut kesadaran sensorial karena masih fokus kepada kemahiran bagaimana membaca al Qur'an (How to read Al Qur'an). Iqra pertama merupakan pintu masuk untuk iqra kedua yaitu bagaimana memikirkan (how to think or how to learn Qur'an)
Iqra level kedua penekanannya pada kesadaran imaginal intelektual untuk memahami, memikirkan dan mendalami teks al Qur'an. Iqra kedua sudah berusaha mendekati makna al Qur'an melalui pendekatan analisis teks, linguistik, semantik, filologi termasuk didalamnya ragam bacaan (qiroah sab'ah) dan analisis penulisan (rasm). Iqra kedu juga menjangkau ragam analisis penafsiran (madzahib at-tafsir). Iqra kedua ini memungkinkan seseorang mendalami makna akademik ilmiah ayat ayat al Qur'an
Iqra level ketiga lebih mendalam lagi karena pemahaman di level ini sudah memasuki kesadaran emosional yaitu bagaimana menghayati dan merasakan secara emosional kedalaman makna ayat-ayat al Qur'an. Orang yang sudah berada di level ini sudah memahami makna isyarah al Qur'an secara komprehensif bahkan bukan saja memahami tetapi sudah mampu merasakan vibrasi energi ayat demi ayat al Qur'an. Vibrasi cinta nya terhadap al Qur'an termanifestasi ke dalam suasana jiwa, fikiran dan prilaku kesehariannya.
Penekanan pada iqra ketiga itu pada how to understand atau how to realize yakni bagaimana memahami dan sekaligus merealisasikan makna dan kandungan al Qur'an namun masih dalam batas menggunakan kecerdasan internal manusia seperti kecerdasan reason (akal) dan intellectual (jiwa) manusia. Pada iqra level keempat sudah berusaha untuk memahami makna halus dan abstrak dari al Qur'an (lathoiful Qur'an) sehingga diperlukan tidak hanya kecerdasan internal tetapi juga kecerdasan eksternal atau supra kesadaran manusia atau pengetahuan keilahian (divine knowledge)
Cara mengakses iqra keempat diperlukan latihan (riyadhoh), konsistensi batin secara rutin dan terus menerus (istiqomah) dan upaya keras dan sungguh-sungguh secara batin (mujahadah). Individunya harus bersih lahir batin. Iqra keempat akan mengantarkan seseorang memiliki kemampuan membaca apapun yang dilihat atau didengarnya sebagai ayat-ayat Allah SWT. Level kesadarannya pun tidak hanya menjadi karakter terhadap kesadaran mendalam (to conscious) tetapi juga sadar dalam arti mencapai puncak kesadaran sampai tidak menyadari ada keberadaan lain selain keberadaan Tuhan (to annihilate) dalam bahasa tasawuf disebut fana atau 'mabuk spiritual'.
Level pembacaan yang bertingkat-tingkat ini dari mulai how to read, how to know, how to understand, how to realize, how to conscious, sampai how to annihilate dengan tingkat kesadaran yang beragam dari mulai kesadaram sensorial, imaginal, intelektual hingga spiritual mengharuskan kita melakulan pembacaan terhadap diri kita di level manakah level pembacaan Qur'an kita? Tentu kita harus berupaya untuk terus meningkatkan level pembacaan kita. Pada tulisan selanjutnya saya akan membandingkan dengan konsep imam Al Ghazali yang menjelaskan bagaimana kita bisa mendapatkan intan mutiara al Qur'an sebagaimana yang termaktub didalam kitab jawahirul Qur'an, insya Allah.
Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, 11 Maret 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar