Senin, 28 Februari 2022

Ragam Pembahasan Isra Mi'raj


Ragam Pembahasan Isra Mi'raj

Penulis : Irfan Soleh

Pada tanggal 27 Rajab, umat islam banyak yang memperingati Isra dan Mi'rajnya Nabi Muhammad SAW. Kami menamakan peringatan tersebut sebagai Rajaban karena setiap bulan Rajab diperingati bahkan lewat bulan rajab pun masih ada yang rajaban. Tahun ini 27 Rajab bertepatan dengan 1 Maret 2022. Pada momen Rajaban ini banyak penceramah yang membahas QS Al Isra ayat satu untuk peristiwa Isra dan QS An Nazm untuk peristiwa Mi'raj. Malam ini pengajian Tafsir Jalalain santri Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis sengaja membahas Tafsir QS al Isra ayat 1. Ternyata dari satu ayat tersebut bisa muncul banyak tema untuk bahan para santri ceramah Isra Mi'raj. Apa saja Ragam tema atau pembahasan yang bisa kita kembangkan dari ayat tersebut?

Pembahasan pertama mengenai kondisi atau situasi yang dihadapi Nabi Muhammad SAW sebelum di isra mi'rojkan yang terkenal dengan Amul Huzni (tahun kesedihan), paman beliau Abu Thalib dan istri tercinta beliau Siti Khadijah wafat. Banyak peristiwa yang secara psikologis membuat Nabi bersedih. Kemudian gangguan kaum musyrik pun semakin menjadi-jadi sehingga Nabi hijrah ke Thoif namun di Thaif pun beliau mengalami penolakan. Sehingga peristiwa Isra Mi'raj terkandung makna menghibur atau menyenangkan Nabi.

Pembahasan kedua mengenai kata سبحان yang biasa digunakan untuk menunjukan keheranan atau keta'juban terhadap sesuatu. Karena peristiwa Isra Mi'raj adalah peristiwa yang mengherankan bagi mitra bicara sebab diluar kebiasaan yang selama ini dikenal manusia tidak heran kalau kita lihat asbabun nuzul ayat ini banyak yang tidak percaya bahkan banyak yang kembali kufur karena ketidakpercayaannya akan peristiwa Isra Mi'raj. Ada juga yang membahas subhana (سبحان) ini dengan dzikir sehingga pembahasannya mengarah ke penjelasan dzikir. Subhana bermakna penyucian segala sifat lemah dan kurang yang tidak layak bagi keagungan dan kesempurnaan Allah SWT.

Pembahasan ketiga mengenai lafadz asro (اسرى) artinya yang telah mengisrokan, Isro didalam tafsir jalalain diartikan sebagai perjalanan malam. Jadi makna asro itu memperjalankan Nabi pada waktu malam. Dari lafadz tersebut kita bisa memahami bahwa perjalanan Nabi Muhammad SAW bukanlah atas kehendak beliau dan tidak juga terjadi atas dasar kemampuan beliau tetapi itu atas kehendak Allah SWT. Perjalanan malam yang dilakukan oleh satu pihak sebagai subjek yakni Allah SWT dan satu pihak sebagai objek yakni Nabi Muhammad SAW.

Pembahasan keempat adalah lafadz bi'abdihi/ بعبده yang biasa diterjemahkan hamba-Nya. Menurut tafsir al Misbah, abdun mempunyai sekian banyak arti diantaranya kekukuhan, kelemahlembutan, hamba sahaya, anak panah yang pendek dan lebar dan tumbuhan yang memiliki aroma yang harum. Menurut Tafsir al Munir, al abdu (hamba) meliputi Ruh dan Jasad. Dalam hal ini Allah memberi sifat hamba kepada Nabi Muhammad SAW karena menghamba kepada Allah SWT merupakan kedudukan yang paling mulia atau puncak tertinggi yang dapat dicapai seseorang adalah menjadi Abdulloh / hamba Allah.

Pembahasan kelima adalah lafadz lailan (ليلا) yang artinya malam. Pada kata asro sudah berarti perjalanan di malam hari kenapa mesti ditambah kata malam lagi? Di dalam tafsir Jalalain disebutkan faidahnya adalah mengandung makna sedikit. Hal berarti bahwa perjalanan malam itu tidak berlangsung sepanjang malam tetapi hanya beberapa saat dari malam bahkan menurut satu riwayat, Nabi masih merasakan kehangatan pembaringan beliau meskipun perjalanannya begitu jauh, saking singkat waktu nya. Lafadz lailan ini menimbulkan pendapat Nabi Isro Mi'roj berupa mimpi meskipun mayoritas ulama berpendapat jasad dan ruh secara sadar bukan dalam mimpi.

Pembahasan keenam minal masjidil haram ilal masjidil aqso, dari masjidil harom ke masjidil aqso. Penceramah biasanya membahas keutamaan shalat dikedua masjid tersebut kemudian membahas fungsi mesjid dan lain sebagainya. Ada juga yang mengaitkan dengan perjalanan hidup manusia  menuju Allah SWT yang hendaknya bermula dari mesjid dan berakhir pula dengan mesjid yakni kepatuhan kepada Allah SWT. Menurut Ibn Asyur dari masjidil harom ke masjidil aqso mengisyaratkan bahwa Islam adalah ajaran Tauhid yang dibawa oleh para Nabi sejak masa Nabi Ibrohim yang bermula di masjidil harom hingga terbentuk aneka cabang syariatnya yang bermarkas di baitul maqdis dan kembali ke masjidil harom yang ajarannya disampaikan Nabi Muhammad SAW.

Pembahasan ketujuh adalah lafad alladzi barokna haulahu ( الذى بركناحوله) . Allah SWT menyebut masjidil Aqso sebagai mesjid yang sekelilingnya diberkahi. Menurut Tafsir Al Munir berkah disini meliputi berkah agama dan dunia. Berkah agama karena tempat turunnya para Nabi dan berkah dunia karena didalamnya terdapat sungai-sungai, pepohonan, dan buah buahan yang menjadi sebab terpenuhinya kebutuhan hidup dan bahan-bahan pokok. Terakhir tujuan dari peristiwa Isra Mi'raj ini adalah untuk memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dan bukti agung tentang wujud, keesaan dan kekuasaan Allah SWT. 

Smpit Irfani Qbs Smait Irfani Qbs , 28 Februari 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar