"Back to Pesantren Back to Jihad"
Penulis : Irfan Soleh
Hari ini Rabu 5 Januari 2022, Santri Pesantren Raudhatul Irfan kembali mengaji setelah libur hampir 3 minggu. Yang saya tanyakan pada acara muwajahah adalah apakah rutinitas ibadah yang biasa dilakukan di pesantren tetap dilakukan secara istiqomah selama di rumah. Jawabannya beragam namun mayoritas banyak yang tidak istiqomah alias banyak yang tidak mengerjakan. Sehingga saya menyarankan pada semua santri momen back to pesantren jadikan sebagai back to jihad. Jihad seperti apa yang harus kita lakukan? Bagaimana caranya?
Syekh Raghib Al Ashfahani dalam kitab al Mufrodat fi Gharibil Qur'an mengatakan bahwa jihad dan mujahadah berarti mencurahkan segala kemampuan untuk melawan musuh. Jihad terbagi tiga macam yaitu berjuang melawan musuh yang tampak, berjuang melawan setan dan berjuang melawan hawa nafsu. Yang dimaksud dengan jihad melawan hawa nafsu adalah menyapihnya, membawanya keluar dari keinginan-keinginannya yang tercela dan mengharuskannya untuk melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi laranganNya.
Syaikh Abdul Qadir Isya didalam kitab Hakekat Tasawuf memaparkan metode Mujahadah. Fase awalnya adalah ketidakrelaan seseorang terhadap nafsunya sendiri dan keyakinannya bahwa sifat nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan sebagaimana yang tertera pada QS Yusuf ayat 53. Mujahadah dilakukan secara gradual sesuai dengan fase perjalanan seseorang menuju Allah SWT. Yang pertama kali harus dilakukan adalah membebaskan dirinya dari segala macam maksiat yang berkaitan dengan anggota badan yang tujuh yakni Lisan, telinga, mata, tangan, kaki, perut, dan kemaluan. Kemudian menghiasi ketujuh anggota badan tersebut dengan melakukan beragam ketaatan.
Setelah hatinya dipenuhi cahaya dari ragam ketaatan dan laku ibadah kemudian lanjutkan dengan mujahadah batiniah yaitu menghilangkan sifat-sifat batin yang buruk seperti sombong, riya, ujub dan lainnya diganti dengan sifat-sifat yang terpuji seperti tawadhu, ikhlas dll. Mujahadah ini harus terus menerus dilakukan sampai hawa nafsu betul-betul bisa dikendalikan. Berjuang melawan hawa nafsu bukanlah mencabut habis akarnya namun mengangkatnya dari yang buruk menjadi baik dan mengarahkannya sesuai kehendak dan Ridho Allah SWT. Kita harus yakin bahwa sifat-sifat buruk kita bisa dirubah menjadi sifat-sifat baik, akhlaq yang tercela bisa dirubah menjadi akhlaq yang terpuji dengan terus melakukan mujahadah dan meminta pertolongan pada Allah SWT, Semoga Allah memberi kemudahan pada kita dalam rangka berubah menjadi lebih baik, Amin...
Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis, 5 Januari 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar