" Cara Menjadi Pengurus Pesantren yang Produktif "
Penulis : Irfan Soleh
Sabtu 18 Desember 2021, saya mengajak jalan-jalan Pengurus Pesantren Raudhatul Irfan (PPRI) yang setia menjaga pesantren di tengah para santri libur ke toko buku. Karena membaca buku itu hiburan yang sangat menyenangkan. Saya menugaskan PPRI untuk mencari satu buku tentang team building atau team work. Mereka menyebar mencari buku tersebut sambil icip-icip buku-buku yang telah terbuka plastiknya hingga ketemulah satu buku yang berjudul Smarter Faster Better, ubah hidup dan Tim anda dari sibuk menjadi produktif karya Charles Duhigg. Mau tau apa ringkasan isi bukunya? Yuks ikuti coretan sederhana ini.
Setelah ketemu buku tersebut lalu kami mencari tempat makan lesehan agar bisa duduk melingkar membahas isi bukunya. Pada pengantar buku ini terdapat definisi dari produktivitas yaitu nama yang kita berikan bagi upaya-upaya kita mencari tahu penggunaan-penggunaan terbaik energi, kecerdasan, dan waktu kita seraya kita mencoba meraih ganjaran paling bermakna dengan sesedikit mungkin upaya tersia-sia. Kami kemudian menyederhanakan definisi tersebut menjadi upaya menggunakan energi, kecerdasan dan waktu terbaik kita untuk sesuatu yang bermakna. Kemudian buku tersebut membahas 8 gagasan terpenting dalam mengembangkan produktifitas, satu persatu dari kami masing-masing membahas satu gagasan, apa saja 8 gagasan pentingnya?
1) MOTIVASI. Pada bahasan motivasi ada yang dinamakan dengan lokus kendali internal dan lokus kendali eksternal. Untuk membangkitkan motivasi buatlah pilihan yang menjadikan anda memegang kendali dan cari tahu bagaimana tugas itu terhubung dengan sesuatu yang penting bagi anda. Jelaskan kepada diri sendiri mengapa tugas itu akan membuat kita semakin dekat dengan tujuan yang bermakna. Jelaskan mengapa hal itu penting dan kemudian hal tersebut akan lebih mudah untuk diawali.
2) TIM. Charles Duhigg mengutip tim ahli psikologi dalam Sociology of Sport Journal yang mengatakan bahwa kelompok apapun, lama-kelamaan mengembangkan norma-norma bersama mengenai prilaku yang pantas. Norma didefinisikan sebagai tradisi, standar prilaku, dan aturan-aturan tak tertulis yang mengatur bagaimana kita berfungsi. Data mengindikasikan bahwa sejumlah norma secara konsisten berkorelasi dengan keefektifan tinggi sebuah tim. Bahkan norma adalah jawaban yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja sebuah tim. Namun pertanyaannya adalah norma mana yang paling penting? Menurut Edmonson dalam The Journal of Applied Behavioral Science semua norma itu memiliki kesamaan yaitu semuanya merupakan prilaku yang menciptakan rasa kebersamaan seraya mendorong orang untuk mengambil kesempatan. Hal ini disebut dengan keamanan psikologis.
3) fokus. Selain memiliki rencana, kita juga perlu mempertahankan fokus kita. Agar tetap fokus bayangkan apa yang akan terjadi. Apa yang akan terjadi terlebih dahulu? Apa halangan-halangan yang mungkin muncul? Bagaimana mencegahnya? Menurut Charles menuturkan cerita tentang apa yang kita harapkan akan mempermudah mengambil keputusan kemana seharusnya fokus kita terarah.
4) Menentukan Tujuan. Untuk menentukan tujuan. Pikirkan satu tujuan jangka panjang atau ambisi yang mencerminkan aspirasi-aspirasi terbesar kita kemudian pecahkan tujuan itu menjadi sejumlah bagian dan kembangkan sasaran-sarannya. Jadi ada dua metode dalam hal ini yaitu streach goal dan metode SMART; spesific, measurable, achievable, realistic, dan time bound.
5. Mengelola Orang Lain. Untuk mengelola orang lain secara produktif, berikan mereka kepercayaan dan kewenangan dalam mengambil keputusan agar memicu motivasi dan inovasi. Karena rasa memegang kendali dapat mendongkrak motivasi.
6) membuat keputusan. Untuk mengambil keputusan yang baik: pertama, bayangkan banyak kemungkinan masa depan dan kedua kita dapat mengasah naluri kita dengan mencari pengalaman dan sudut pandang berbeda, serta gagasan-gagasan orang lain. Dengan mencari informasi dan kemudian membiarkan diri merenungkannya, pilihan yang kita punya pun menjadi lebih kelas.
7) Inovasi. Kreatifitas kerap kali muncul dari kombinasi gagasan-gagasan lama dengan cara-cara baru dan perantara inovasi adalah kuncinya. Agar menjadi perantara dan mendorong orang lain menjadi perantara dalam organisasi kita maka pertama, pekalah terhadap pengalaman-pengalaman kita sendiri. Kedua, sadarilah bahwa stres yang muncul dalam proses kreatif bukanlah pertanda bahwa segala sesuatunya berantakan dan ketiga, ingatlah bahwa rasa lega yang menyertai terobosan kreatif, meskipun manis, namun dapat membutakan kita terhadap alternatif-alternatif yang ada.
8) menyerap data. Agar menyerap data lebih baik, sewaktu kita menjumpai informasi baru, kita harus memaksa diri melakukan sesuatu dengannya. Tulis catatan untuk diri sendiri yang menjelaskan tentang apa yang baru saja kita pelajari, atau carilah cara kecil untuk menguji suatu gagasan, atau buat grafik dari serangkaian titik data pada selembar kertas atau paksa diri menjelaskan suatu gagasan kepada seorang teman.
Itulah ringkasan dan kutipan dari apa yang kita baca hari ini, semoga Pengurus Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis bisa semakin produktif, amin....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar