Literasi Guru dan Pentingnya Kesediaan Untuk Selalu Belajar
Penulis : Heri Siswanto
Hari ini tiada lain, aku merasa ditampar keadaan. Bagaimana tidak? Selepas lingkaran kecil kami di Saung Literasi Irfani dalam kegiatan Bedah Buku 'Sekolahnya Manusia' dan Syukuran Saung Lireasi Irfani, dari pagi menuju siang hari ini, kami yang hadir hampir semua sepakat untuk berkata "oh iya ya" secara berulang kali seakan benar-benar sadar dan merasakan betul manfaatnya. Esensi dari membedah buku, saling menyampaikan argumen, adalah hal yang baru dan fresh bagi kami sebagai seorang Guru yang sebenarnya dan seharusnya bisa lebih dibiasakan sebagai bentuk giat literasi.
Disisi lain, Literasi menjadi aspek yang sangat penting bagi Guru sekaitan dengan belajar. Sejauhmana tingkat literasi kita sekarang? Bila dilihat kembali, seberapa banyak intruksi kita untuk menyuruh siswa giat berliterasi? Lalu kemudiam apabila dibalik, sejauh mana pula kita sebagai Guru atau penggerak mampu melaksanakannya? Sedang angka literasi kita masih rendah dibanding negara lain. Perpustakaan Kemendagri (2021) melansir Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Kasus simple bahwa beberapa dari kita lebih tertarik untuk sekedar hanya membaca judul dari suatu artikel tanpa membacanya secara kaffah. Terkadang ini yang sering menyebabkan panik dan salah informasi.
Salah satu bentuk untuk mendorong literasi Guru adalah dengan bedah buku. Sebagaimana diulas oleh Munif Chatib dalam Bukunya Sekolah Manusia dimana salah satu langkah untuk menciptakan Guru multiple intelligences (MI) adalah dengan Bedah Buku. Guru merupakan kunci kualitas sebuah Sekolah. Hal lain, kualitas guru dapat dilihat dari giat literasinya. Simpulnya, jika literasi guru baik, maka kualitas guru baik. Jika kualitas guru baik, maka kualitas sekolah baik. Jika kualitas sekolah baik, maka sekolah Unggul. Makin sering sebuah sekolah mengadakan pelatihan guru, makin berkualitaslah sekolah itu, itulah pengertian sekolah unggul yang benar. (Chatib, 2015).
Sebagai Guru tentu kita mempunyai target noktah untuk pencapaian sebagai Guru Profesional. Dimana kiat ini juga terbedah hari ini melalui Bedah Buku 'Sekolahnya Manusia' yang 5 diantaranya adalah : (1) Bersedia untuk selalu belajar; (2) Secara teratur membuat rencana pembelajaran sebelum mengajar; (3) Bersedia diobservasi; (4) Selalu tertantang untuk meningkatkan kreativitas; (5) Memiliki karakter yang baik. Akhirnya, Kita adalah Guru. Untuk menjadi profesional adalah sebuah tawaran dan keharusan. Dalam hal ini, semua bisa kita rengkuh, asal kita punya kunci ; literasi dan kesediaan kita untuk selalu belajar!
Wallahu a'lam bishawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar