Indikator Sekolah Unggul
Penulis : Irfan Soleh
Setelah kemarin menjalani akreditasi sekolah yang perdana, kami jadi mengetahui bagaimana menjadi sekolah yang bermutu versi Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madradah. Target sekolah kami sebenarnya tidak hanya ingin baik versi BAN-SM namun juga ingin menjadi sekolah unggul yang bisa menjadi wasilah kesuksesan dan kebahagiaan para siswa di dunia dan akherat. Apa saja indikator sekolah unggul? Bisakah kita menjadi sekolah unggul tanpa memilah input siswa? Bisakah kita menjadi sekolahnya manusia dimana ragam kecerdasan siswa dihargai?
Munif Chatib didalam buku nya yang berjudul sekolahnya manusia membuat pembahasan khusus mengenai indikator sekolah unggul. Menurut beliau sekolah unggul adalah sekolah yang fokus pada kualitas proses pembelajaran, bukan pada kualitas input siswa nya. Kualitas proses pembelajaran bergantung pada kualitas para guru yang bekerja disekolah tersebut. Guru-guru nya mampu menjamin semua siswa akan dibimbing ke arah perubahan yang lebih baik, bagaimanapun kualitas akademis dan moral yang mereka miliki. Jadi sekolah yang unggul adalah sekolah yang guru-guru nya mampu merubah kualitas akademis dan moral siswa nya dari negatif menjadi positif.
Kami kemudian memuhasabah perubahan positif apa yang sudah dilakukan civitas Smpit Irfani Qbs , Smait Irfani Qbs Pondok Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis. Pertama dalam hal penerimaan siswa baru (inputnya), kami tidak membeda-bedakan hanya yang pintar saja atau hanya yang kaya saja yang bisa masuk tapi yang pertama daftar sampai batas daya tampung kami itu yang kami terima. Tes masuk memang ada tapi hanya untuk membaca sejauh mana kemampuan peserta didik bukan syarat untuk diterima atau tidaknya. Karena kami pun meyakini bahwa tidak ada anak yang bodoh sebab setiap anak pasti memiliki minimal satu kelebihan.
Banyak peserta didik yang ketika awal masuk belum bisa baca Qur'an dengan baik dan benar, belum bisa baca kitab, belum bisa bahasa asing, belum hafal Qur'an, belum bisa wirausaha, mereka tetap kami terima dan alhamdulillah setelah melewati proses metode Qiroati mereka jadi bisa baca Qur'an, setelah melewati metode amtsilati mereka menjadi bisa memahami Qur'an dan membaca kitab kuning, setelah melewati Irfani Bilingual method mereka menjadi bisa bahasa arab dan inggris, setelah melewati metode tiqror mereka bisa hafal Qur'an, setelah melewati Quranicpreneur Institute Method mereka bisa berwirausaha. Bahkan sisi spiritualitasnya pun kita jaga dan tingkatkan dengan metode thoriqoh qodiriah naqsabandiyah, metode ini untuk merevolusi akhlaq sehingga peserta didik bisa berislam sampai ke level ihsan.
Metode-metode diatas dan metode irfani racikan kami, harus mereka jalani agar bisa berproses menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Kita sudah menggunakan the best process bukan the best input. PR kita kedepan adalah menjadi sekolah yang mempraktekan konsep multiple intelligences nya Dr Howard Gardner. Ada 3 paradigma mendasar yang diubah Gardner yaitu 1) kecerdasan tidak dibatasi tes formal 2) kecerdasan itu Multidimensi dan 3) kecerdasan, proses discovering ability. Untuk bisa menemukan kemampuan setiap individu peserta didik, tentu tidak mudah, tapi itu tantangan buat kami para guru. Harapan kami kedepan tentu tidak hanya mengetahui konsep Multiple Intelligences tapi juga harus bisa menerapkannya dengan baik dan benar, semoga...Amin...
SMPIT-SMAIT IQBS, 12 Agustus 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar