Senin, 07 Juni 2021

Metodologi Pengajaran Kitab Kuning

 

" Metodologi Pengajaran Kitab Kuning "

Penulis : Dr. H. Irfan Soleh, S.Th.I., MBA.


Pada pembukaan Acara Pengembangan Literasi Pesantren tingkat Jawa Barat, Dr Adib, M.Ag menekankan pentingnya pembaruan metodologi pembelajaran di Pesantren. Sebagaimana konsep Al-Muhafadzah ala al-Qodim al-Shaleh wa al-Akhdzu bi al-Jadid al-Ashlah, metode yang telah ada tetap dijaga sambil terus mencari metodologi baru agar kurikulum kitab kuning dan dirosah islamiah lainnya bisa mudah difahami. Konsep ini juga yang mendorong kami membuat kitab kuning metode irfani, seperti apa bentuknya? Yuk baca tulisan ini sampai akhir ya 

Di pesantren khususnya yang bercorak salafiah, ada tiga metode klasik yang masih digunakan hingga kini yaitu bandongan, sorogan, dan musyawarah. Bandungan yaitu murid mendengarkan kyai nya mendengarkan, menerjemahkan dan menerangkan kitab kuning. Sorogan yaitu santri yang membaca kitab di depan guru atau kyainya dan musyawarah adalah forum atau kelompok belajar santri untuk membahas kitab yang sudah diajarkan

Ketiga metode diatas sangat bagus untuk diterapkan di pesantren salafiah yang fokus pada pengkajian kitab kuning, namun ketika diterapkan pada pesantren yang santri nya tidak hanya mempelajari kitab kuning namun juga mempelajari pelajaran umum di sekolah, terdapat beberapa permasalahan diantaranya waktu yang seharusnya dipakai untuk sorogan dan musyawarah menjadi berkurang bahkan mungkin ada yang hilang karena terpakai jadwal sekolah 

Melihat fenomena diatas, kami di Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis berupaya mencari metode agar santri, yang semuanya sambil bersekolah ini, tetap mempunyai waktu untuk sorogan dan musyawarah. Akhirnya kami membuat kitab kuning metode irfani dimana waktu untuk metode bandungan menjadi lebih efektif karena dalam kitab kuning metode irfani sudah ada terjemah per kata bahkan dalam tiga bahasa yaitu terjemah sunda lengkap dengan 'rarangken i'robnya', bahasa indonesia dan bahasa Inggris. Di dalam nya juga disertakan teks kitab gundulnya dan itu yang dibaca ketika sorogan pada guru kitabnya

Kitab kuning metode irfani berupaya menyelesaikan permasalahan santri 2 tax (istilah untuk santri yang juga bersekolah formal). Dalam metode irfani, metode bandungan tetap dipakai hanya saja dikurangi proses penerjemahan per kata nya karena sudah ada terjemahnya, guru tinggal menyimak hafalan mufrodat kitab melalui sorogan kitab kosongan dan menjelaskan maksud kitab yang diajarkan. 

Metode irfani cocok untuk santri baru yang belum bisa 'ngalogat', juga yang tidak memahami bahasa daerah (sunda) tetap bisa faham karna ada terjemah bahasa indonesia per kata bahkan sekaligus belajar bahasa Inggris sehingga kedepan santri bisa mendakwahkan kitab kuning ke seluruh penjuru dunia, semoga terobosan metodologi pengajaran ini bisa membantu para santri 2 tax agar skill baca kitab kuning nya bisa meningkat, semoga...Amin....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar