" KENAPA SAYA DI TALQIN DZIKIR DAN MASUK TAREKAT ? "
Tepat setahun yang lalu yaitu tanggal 25-05-2020 m / 3 syawal ( Romadlon dua ) -1441 h , Jam : 19,19 WIB, Pangersa Abah mengangkat saya menjadi petani pohon anti gempa ( Wakil Talqin 183 ) TQN PP Suryalaya untuk memberikan talqin dzikir kepada siapa saja yang mau serta bimbingan amaliyahnya. Saya tidak minta dan bahkan tidak mengerti kenapa dan bagaimana mentalqinkan dzikir karena motivasi saya masuk thoriqoh hanya ingin belajar membersihkan diri dan belajar melawan hawa nafsu.
Apa hubungannya talqin dzikir dengan membersihkan diri? Syekh Abdul Qodir Al Jailani didalam kitab Sirrul Asror yang diterjemahkan oleh KH Zezen Bazul Asyhab pada pasal 13 menjelaskan terkait 2 macam thoharoh atau bersuci. Pertama bersuci lahir dilakukan dengan menggunakan air dan kedua bersuci batin dilakukan dengan cara tobat, talqin, membersihkan qalbu dan menjalankan tarekat.
Di dalam kitab miftahussudur, KH Sohibul Wafa Tajul Arifin
menuliskan bahwa Nabi Muhammad SAW selalu memperingatkan (mentalqinkan) kalimah toyyibah kepada
sahabat-sahabatnya guna membersihkan hatinya, membersihkan jiwanya, menyatakan
hubungan dengan Tuhannya dan mencapai kebahagiaan yang suci. Jadi awalnya
alasan membersihkan diri, jiwa, atau batin itulah kenapa saya mau di talqin
Lantas kenapa saya memutuskan masuk Tarekat? Awalnya termotivasi oleh KH Taufiqul Hakim, pengarang metode Amtsilati, yang sukses mendirikan pesantren sejak usia 20an tahun dan menurut saya kunci kesuksesan beliau adalah olah ruhani nya melalui tarekat. Dan memang seseorang dikatakan 'Alim ketika ia mumpuni ilmu dzohir dan ilmu batinnya. Syareat, Tarekat, Ma'rifat dan hakikat.
Saya mendirikan pesantren di usia 27 tahun dan ingin berupaya mengikuti jejak langkah Romo Yai KH Taufikul Hakim meskipun jujur saya gagal terus karena selalu gagal melawan hawa nafsu. Semakin saya sering kalah melawan hawa nafsu, justru semakin kuat keinginan saya mengamalkan dzikir berthoriqoh, karena melalui tasawuf, seseorang akan terus berupaya membersihkan batinnya dengan cahaya ma'rifat dan tauhid.
Menurut Syekh Abdul Qodir Al Jailani membersihkan Qolbu hanya dapat dilakukan dengan memulazamahkan dzikir melalui talqin. Posisi talqin (sebagaimana orang memotong rumput) adalah alat untuk memotong segala sesuatu selain Allah SWT dari Qolbu orang yang di talqin.
Pada akhirnya Talqin dzikir, masuk tarekat dan lainnya
tidak ada tujuan lain kecuali lailahaillalloh la maujuda, la ma'buda la
mathluba la maqshuda illalloh... ilahi anta maqshudi wa ridhoka
mathlubi...'athini mahabbataka wa ma'rifataka...semoga...Amin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar