Tahun Baru ; Visi Pendidikan Era Baru
Penulis : Dr. H. Irfan Soleh, S.Th.I., MBA.
Satu januari dua ribu dua puluh satu biasanya menjadi momen resolusi baru. Semalam di detik-detik tahun baru para santri Pesantren Raudhatul Irfan Ciamis menuliskan impiannya dalam kertas. Memvisualisasikan mimpi di saat tahun berganti dengan harapan semangat terus membara dalam diri.
Penulis berupaya memberi ruang 'keliaran' imajinasi mimpi-mimpi para santri karena hal tersebut merupakan satu dari lima karakteristik mentalitas yang perlu dibudayakan peserta didik menurut Peter H Diamandis.
Visi pendidikan era baru dalam judul tulisan ini mengamini pemikiran yudi latif dalam bukunya pendidikan yang berkebudayaan dimana didalamnya dunia pendidikan diminta untuk jangan latah menghadapi revolusi industri 4.0 karena sepanjang sejarah manusia, kehidupan telah berkali-kali mengalami disrupsi hanya gane changer atau pengubah permainannya saja yang berbeda.
Dunia pendidikan jangan hanya disiapkan sebagai pemasok 'batu-bata' hanya karena ledakan permintaan batu bata, tetapi dunia pendidikan harus menjadi pemasok 'tanah liat' yang memiliki elastisitas untuk memenuhi ragam keperluan.
Dalam arti kurikulum spesialisasi berlebihan sejak dini harus dihindari dan diganti dengan pembelajar generalis yang mampu berfikir independen dan inovatif karena berdasarkan studi David Epstein (2019) spesialisasi secara dini sebagai jalan menuju sukses hanyalah sebuah pengecualian (exeption) bukan ketetapan (rule).
Ada 2 macam kemampuan sebagai kapabilitas dasar yang harus diberikan kepada peserta didik yang pertama daya kreatif inovatif yang memiliki kelenturan untuk menyesuaikan diri dengan angin perubahan dan yang kedua daya karakter agar peserta didik punya akar yang kuat tidak mudah roboh diterjang angin. 2 kemampuan ini akan kita bedah lebih detail besok 2 Januari 2021 pada pengajian wali murid SMPIT-SMAIT Irfani Quranicpreneur Bilingual School Pondok pesantren Raudhatul Irfan Ciamis.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar