Oleh KH Irfan Soleh, S.Th.I, MBA
Informasi soal OPOP, berawal dari keaktifan kami di instagram. Kami sering mengikuti postingan Pak Ridwan Kamil yang salah satunya terkait dengan One Product One Pesantren (OPOP). Kami kemudian dan mencari informasi melalui IG Dinas KUKM Provinsi dan IG OPOP Jabar.
Kami mendapatkan
informasi lebih lengkap mengenai OPOP di halaman situt
www.opop.jabarprov.go.id. Informasi mengenai persyaratan dan pendaftaran OPOP
lengkap ada di situs tersebut. Prosesnya untuk pendaftaran dan beberapa proses
lanjutannya cukup dengan pengisian secara online.
Tujuan
diselenggarakannya OPOP adalah membangun kemandirian pesantren melalui
pemberdayaan ekonomi dengan cara membantu pesantren dalam memilih komoditi yang
laku di pasar, memberi pelatihan, dan pendampingan. Tujuan tersebut selaras
dengan visi Pesantren Raudhatul Irfan, yaitu menjadi pesantren yang unggul
dalam bidang Dirasah Islamiyah dan wirausaha melalui pendekatan Qurani dan
nilai-nilai irfani. Semangat ingin mewujudkan visi pesantren itulah yang
membuat kami berupaya seoptimal mungkin membuat perencanaan agar bisa menang.
Lantas apa strategi
yang kami lakukan? Langkah pertama, melakukan analisis SWOT pada beberapa unit
usaha yang sudah dijalankan yaitu di bidang fashion ada busana muslim ,
oleh-oleh haji dan umroh, minimarket SRI Mart, dan budi daya Jamur Merang. Kami
memilih budi daya jamur merang untuk didaftarkan dalam program OPOP. Dengan
demikian kami akan berkompetisi di bidang pertanian.
Budi daya jamur merang
ini social impact-nya paling besar dibandingkan unit-unit usaha yang lainnya.
Karena kami ingin mengembangkan bisnis yang tidak hanya membantu kemandirian
pesantren, juga ingin ikut andil dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat.
Bisnis jamur merang ini
dimulai ketika pabrik penggilingan aren ditutup karena alasan limbah pada tahun
2015. Masalah limbah tersebut kami jadikan peluang membuatnya mempunyai nilai
tambah. Hal ini selaras dengan visi budi dayanya, yaitu menciptakan nilai
tambah dari limbah menjadi rupiah. Visi tersebut kami jabarkan ke dalam
beberapa misi yaitu (1) membantu menyelesaikan permasalahan limbah penggilingan
aren, (2) membuat jumlah kumbung jamur yang banyak agar limbah penggilingan
aren bisa bermanfaat, (3) mengolah jamur merang dari hulu sampai ke hilir, (4)
mensejahterakan santri, pesantren dan
masyarakat luas.
Dari visi-misi
tersebut, kami menetapkan tujuan yang juga di jadikan motto yaitu farming for
waste integrated solutions. Pertanian untuk solusi terintegrasi menyelesaikan
masalah limbah. Dengan demikian langkah kami semakin jelas dalam budi daya
jamur merang ini.
Setelah dampak sosial
dan VMO-nya terbentuk, barulah kami masuk ke ranah bisnisnya, yaitu apakah
produk kita dibutuhkan publik? Apakah permintaan jamur merang ini cukup tinggi?
Proposisi nilai apa yang akan diberikan kepada pelanggan? Apakah usaha ini
menguntungkan? Dan serangkaian pertanyaan lainnya.
Alhamdulillah
permintaan atas jamur merang dari Pasar Caringin Bandung masih tinggi. Momen
makanan organik yang sehat trend-nya sedang naik. Banyak analasis ekonomi yang
menyebutkan bahwa kebutuhan pada makanan organik akan semakin tinggi di masa
depan. Berdasarkan penelitian kandungan gizinya yang tinggi, kami jadikan hal
itu sebagai value proposition jamur merang. Ringkasnya, kami merancang Business
Model Canvass (BMC) usaha jamur merang ini.
Ciri khas Pesantren
Raudhatul Irfan adalah Quranicpreneur Bilingual School. Salah satu programnya
adalah kajian dan praktik wirausaha untuk para santri. Kami cukup tahu tentang
konsep analisis SWOT, VMO, BMC, dan strategic management. Tapi sebenarnya,
ketika sebuah pesantren lolos audisi tahap satu, nantinya akan dilanjutkan
dengan pelatihan dan magang. Dalam pelatihan dan magang banyak ilmu yang
didapatkan terkait dengan pengembangan bisnis. Tidak hanya teori tetapi juga
juga praktiknya.
Berdasarkan pengalaman
pesantren Raudhatul Irfan itu, pesantren yang ingin mengikuti program OPOP ini,
perlu melakukan hal-hal berikut: pertama, pantau terus media sosial dan web
OPOP. Kedua, pilih bisnis yang punya dampak sosial yang tinggi. Ketiga,
pelajari teori-teori bisnis dan wirausaha. Keempat, buat rencana bisnis sebagus
mungkin. Kelima, latih kemampuan public speaking untuk persiapan menjelaskan
saat audisi. Keenam, bersabar dalam mengikuti setiap prosesnya dan bertawakal
menantikan hasilnya.
OPOP bukanlah program bagi-bagimodal usaha secara cuma-cuma. OPOP merupakan program yang kompetitif. Pesaingnya se-Jawa Barat tetapi hadiahnya lumayan besar.
Mudah-mudahan pengalaman kami dari Pesantren Raudlatul Irfan ini bisa menginspirasi pesantren yang berminat mengikuti seleksi OPOP 2021, 2022 dan seterusnya.
Penulis adalah Pengasuh Pesantren Raudlatul Irfan Ciamis.
*Tulisan ini pernah
dimuat di jabar.nu.or.id
LIHAT VIDEO
SELENGKAPNYA : JUARA OPOP BIDANG PERTANIAN TAHUN 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar